- AP Photo/Achmad Ibrahim
VIVAnews - Indonesia melalui Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa menilai Myanmar patut dipertimbangkan untuk memimpin organisasi negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN untuk masa jabatan 2014. Dukungan diberikan karena negara tersebut menunjukkan perkembangan dalam demokrasi.
"Kita perlu mengakui ada perkembangan demokrasi di Myanmar, mulai dari Pemilihan Umum hingga pembebasan Aung San Suu Kyi. Perkembangan ini tentu harus dioptimalkan sehingga ketetapan otoritas Myanmar dapat dijalankan," ungkap Menlu usai acara pertemuan bilateral Indonesia-Australia di gedung Kementerian Luar Negeri, Jumat 8 Juli 2011.
Pernyataan Marty tersebut juga didukung oleh Menlu Australia Kevin Rudd yang baru saja melawat ke Myanmar. Menurut Rudd, pembebasan Aung San Suu Kyi dari tahanan rumah merupakan sinyal positif berkembangnya demokrasi.
Rudd menilai posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan sistem demokrasi yang menonjol sekaligus pemimpin ASEAN menjadi tantangan tersendiri untuk mempertimbangkan hal tersebut.
"Indonesia dengan negara anggota ASEAN lain akan membahas hal ini lebih lanjut dalam pertemuan antar negara ASEAN nanti," Menlu menambahkan.
Sebelumnya harian The Nation pernah mengungkapkan, Laos sudah bersedia bertukar giliran kepemimpinan dengan Myanmar. Menurut kesepakatan sebelumnya, Laos menjadi ketua pada 2014 dan setahun kemudian Myanmar.
Namun Myanmar, yang akhir tahun lalu menyelenggarakan pemilu dan mereferendum konstitusi, merasa siap untuk mempercepat jadwal kepemimpinannya di ASEAN.
Perubahan jadwal kepemimpinan di ASEAN lumrah terjadi. Indonesia pun tadinya mendapat jadwal memimpin ASEAN pada 2013. Namun, Indonesia bertukar jadwal dengan Brunei Darussalama, yang seharusnya tahun ini memimpin ASEAN. (eh)
Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga
Aktor Rizky Nazar akhirnya angkat bicara mengklarifikasi kabar miring tentang dirinya yang diduga telah berselingkuh. Diketahui, hubungan asmara Rizky dengan Syifa Hadju.
