Rakyat Libya di Luar Negeri Bersuka Cita

Warga Libya merayakan jatuhnya Tripoli ke tangan pemberontak.
Sumber :
  • AP Photo/Alexandre Meneghini

VIVAnews - Masuknya pasukan pemberontak ke jantung kota Tripoli, Libya, mengundang reaksi rakyat Libya yang berada di luar negeri. Kebanyakan dari mereka mengaku bersukacita atas upaya penggulingan rezim Khadafi.

Seperti yang terjadi pada warga Libya di Ottawa, Kanada. Dilansir dari laman Ottawa Citizen, Senin 22 Agustus 2011, para ekspatriat asal Libya berkumpul di gedung Parlemen Kanada pukul 23.00 waktu setempat sambil melambaikan bendera besar berwarna merah, hitam, hijau dan putih yang menjadi warna pasukan pemberontak.

"Saya berkali-kali merasakan perubahan emosi dari sangat gembira menjadi sangat takut, lalu sangat gembira lagi. Saya benar-benar tak tahu detail kejadian di sana," kata Enas Misellati, salah satu warga Libya yang turut larut dalam sukacita. Keluarga wanita berusia 25 tahun ini seluruhnya ada di Tripoli.

Misellati baru mendapatkan kabar mengenai detil kejadian dari pamannya. "Dia mengatakan semua orang turun ke jalan dan bersukacita. Tak ada ketakutan, pasukan Khadafi telah meninggalkan kota," ujarnya.

Surya Paloh Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem Jadi Gabung Koalisi?

Wanita ini merasa perlu berterimakasih pada Kanada yang telah ikut membantu mengambil tindakan intervensi.

"Kanada telah berbaik hati mau mendengarkan semua keluhan kami. Mereka mau menutup Kedubes Libya dan membantu lewat NATO. Jadi sangat penting untuk berterima kasih kepada negara ini. Terima kasih Kanada!"

Di Inggris, warga Libya memenuhi jalan-jalan kota London terutama di Edgware Road yang merupakan 'kampung Arab'. Dilansir dari harian Daily Mail, mereka merasa hari dimana pasukan pemberontak menguasai Tripoli adalah hari yang sangat emosional.

"Ayah saya gemetar dan menangis bahagia, tak menyangka hal ini akhirnya terjadi juga. Kami sudah berbicara dengan keluarga di Libya dan biasanya tak pernah bisa meledek Khadafi. Namun, mendengar teriakan mereka, saya tahu kami benar-benar sudah bebas," kata Ahmad Hmeid, warga Libya yang tinggal di Inggris.

Bersama warga Libya lain, ia turut mengibarkan bendera besar dengan warna khas pasukan pemberontak.

Sang ayah, Mehdi Hmeid, yang juga sudah pindah dari Tripoli mengatakan, "Kami hidup sebagai budak Khadafi selama 42 tahun dan kini kami bebas. Sebelumnya masyarakat kami sudah kompak, namun peristiwa ini membuat kami semakin kompak."

Konferensi Pers Kemnaker perihal SE THR Keagamaan 2024

Terbitkan SE THR Keagamaan 2024, Kemnaker Imbau Perusahaan Berikan THR ke Ojol dan Kurir Logistik

Kemnaker mengimbau kepada perusahaan yang bergerak di bidang ojek online (ojol) dan kurir logistik agar memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan 2024.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024