- REUTERS/ Omar Ibrahim
VIVAnews - Komisi Tinggi PBB untuk HAM melaporkan telah lebih dari 3.500 orang tewas di Suriah sejak demonstrasi menentang pemerintahan Bashar al-Assad dimulai Maret lalu. Kekerasan yang tanpa henti di Suriah ini menjadi dasar kelompok oposisi dalam melobi negara-negara anggota Liga Arab.
Seperti dilansir dari laman CNN, Selasa 8 November 2011, juru bicara komisi PBB tersebut, Ravina Shamdasani, mengatakan kekerasan di Suriah meningkat seiring ditandatanganinya rencana perdamaian di Suriah yang disponsori oleh Liga Arab pekan lalu. Semenjak itu, kata Shamdasani, lebih dari 60 orang terbunuh oleh militer dan pasukan keamanan, sedikitnya 19 di antaranya tewas pada hari Idul Adha.
"Kami sangat prihatin atas situasi yang tengah terjadi dan kegagalan pemerintah dalam menjawab tekanan internasional dan regional untuk menghentikan pertumpahan darah," ujar Shamdasani.
Menurut Komite Koordinasi Lokal Suriah, sebuah jaringan aktivis oposisi, delapan orang terbunuh di seluruh Suriah kemarin. Kekerasan terbanyak terjadi di kota Homs. Komite ini menyalahkan Assad dan pejabat lainnya atas kekerasan yang masih saja terjadi di negara tersebut.
Hal ini juga mendorong Dewan Nasional Suriah, sebuah kelompok oposisi Suriah, mencoba merengkuh negara-negara di kawasan demi menghentikan kekerasan rezim Assad. "Kami telah memulai langkah politis untuk mendesak negara anggota Liga Arab mengambil langkah tegas dan efektif dalam menentang rezim Suriah," ujar pernyataan Dewan Nasional Suriah.
Dewan ini mengatakan mereka akan melakukan kunjungan darurat ke Aljazair, Sudan, Oman dan Qatar. Mereka juga merencanakan menemui menteri-menteri luar negeri Arab Saudi, Irak, Jordan, Uni Emirat Arab, Libya dan Kuwait.
"Langkah ini kami lakukan untuk memberitahukan negara-negara tersebut tentang kejahatan keji yang dilakukan rezim di kota Homs dan beberapa wilayah yang jadi sasaran serangan militer," ujar pernyataan dewan ini lagi. (umi)
Airlangga: Singapura-Malaysia Tidak Senang RI Punya Industri Semikonduktor
Menko Airlangga Hartarto buka-bukaan terkait adanya dua negara tetangga, yang dianggap tidak senang dengan rencana Indonesia untuk memajukan industri semikonduktor
