- REUTERS/Bullit Marquez
VIVAnews - Pendukung beserta pengacara mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal-Arroyo mengajukan petisi pada Pengadilan Pasay untuk membatalkan perintah penahanannya. Menurut mereka, tidak sepantasnya surat penahanan diterbitkan karena hakim terlalu cepat mengeluarkan surat penahanan tanpa mendalami kasus lebih dulu.
Pengacara Arroyo, Raul Lambino, mengatakan bahwa hakim Jesus Mupas hanya membutuhkan waktu tiga jam sebelum membuat surat penahanan. "Hakim seharusnya membutuhkan waktu setidaknya 10 hari untuk mendalami kasus. Kami ingin penahanan dibatalkan karena keputusan ini rasanya terlalu diburu-buru, dan Mupas tak mungkin bisa mempelajari semua informasi hanya dalam waktu tiga jam," kata Lambino, seperti dimuat harian Inquirer, Rabu 14 Desember 2011.
Para pengacara juga berencana mengajukan permohonan pada pengadilan supaya Arroyo mendapatkan libur Natal dan menjadi tahanan rumah di kediamannya di Quezon City. "Dia tidak akan melarikan diri," kata Lambino.
Beberapa figur Pampanga selaku daerah yang diwakili Arroyo dalam parlemen juga menginginkan supaya Arroyo diizinkan pulang ke rumah untuk merayakan Natal. "Sulit merasa nyaman merayakan Natal di rumah sakit yang banyak batasannya, apalagi akan banyak penjaga," tutur Uskup Agung Pampanga, Paciano Aniceto.
Sementara itu, kondisi Arroyo pasca pemindahannya dari rumah sakit swasta St. Luke ke rumah sakit negeri Veteran dilaporkan baik-baik saja. Hasil pemeriksaan harian rumah sakit terhadap Arroyo juga bagus.
Ditanya mengenai ketetapan larangan penggunaan ponsel untuk Arroyo, Eduardo Batac dari Kementerian Pertahanan Nasional yang membawahi rumah sakit Veteran mengatakan hanya melakukan permintaan pengadilan. "Jika ada permintaan dari pihak Arroyo yang di luar perintah, maka kami akan lebih mematuhi perintah pengadilan," kata Batac.