Chavez Wafat, Akankah Chavismo Bertahan?

Hugo Chaves Wafat Rakyat Venezuela Berduka
Sumber :
  • REUTERS/Mariana Bazo

VIVAnews - Selama 14 tahun, Hugo Chavez memimpin Venezuela dengan kepribadian yang kuat hingga muncul gerakan di belakangnya, Chavismo. Kini, pemimpin berkarakter itu sudah tiada. Bagaimana masa depan gerakan Chavismo itu?

Chavismo tak hanya meliputi isu mesin politik yang mampu mengantarkan Chavez terpilih sampai empat kali, tetapi juga ideologi kiri yang memprioritaskan redistribusi kekayaan minyak ke kaum terpinggir. Gerakan ini juga menganggap minyak sebagai sesuatu yang harus dilindungi dari kekuasaan 'imperialis.'

Dikutip dari laman CNN, Sabtu 9 Maret 2013, sejumlah pengamat memperkirakan masa depan gerakan Chavismo akan menemui beberapa pilihan jalan. Hal ini berkaca dari pemimpin kuat lainnya yang meninggalkan jejak yang sama. Ideologi mereka tetap hidup, meski tak kebal dari perubahan.

Profesor ilmu politik dari Amherst College yang mempelajari Venezuela, Javier Corrales, menyatakan bahwa semakin kuat tokoh sentral, maka lembaga di negara itu akan semakin lemah.

Jika Berkas Perkara Lengkap, Kejagung Didorong Segera Bawa Kasus Timah ke Pengadilan

"Di rezim otoriter, Anda akan memiliki saat krisis saat ada perubahan dalam kepemimpinan," kata dia. Meski terpilih secara demokratis, Chavez dinilai mengonsolidasikan kekuasaan ke tangan presiden sehingga membuat dia dituduh otoriter.

Perubahan, imbuhnya, merupakan satu hal yang tak bisa dihindari setelah pemimpin yang dihormati itu hilang. Tapi, tingkat transformasi tersebut bisa bervariasi.

Di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa dedikasi Chavez yang menempatkan rakyat miskin di garda terdepan kebijakannya menjadikan dia pahlawan di tengah masyarakat luas, meski langkah ini dinilai miring oleh pengamat ekonomi. Sebab, cara Chavez menghabiskan kekayaan minyak negaranya itu dinilai tidak mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Profesor ilmu politik lainnya, Andres Perez, mengaku sulit memprediksi bagaimana nasib gerakan Chavismo dari kacamata politik, di masa mendatang. "Tapi, menurut saya, memori akan Chavez tidak akan hilang. Sulit menghapus dia dari kaum miskin Venezuela yang menemukan jawaban masalah-masalah mereka dari imej dan kata-kata Chavez," kata profesor dari University of Western Ontario itu.

Sekarang yang jadi pertanyaan, kata dia, siapa tokoh yang menggantikan posisinya sebagai presiden dan mampukah yang bersangkutan memanfaatkan sosok Chavez di benak rakyat Venezuela untuk kepentingannya.

Chavismo di mata oposisi dan pendukung

Tak semua memandang positif masa depan Chavismo. "Saya meragukan eksistensi Chavismo tanpa Chavez. Bagi saya, semua gerakan tanpa pemimpinnya akan menjadi sangat rapuh," kata pemimpin oposisi negara itu, Henrique Capriles.

Capriles kemungkinan akan maju sebagai kandidat presiden melawan Nicolas Maduro di Pemilu, April mendatang. "Hal ini tergantung dari pemilih oposisi dalam memahami bahwa Chavismo tanpa Chavez sangat mudah dikalahkan dan benar-benar rapuh," katanya.

Jika Chavismo tetap menang di Pemilu pertama tanpa Chavez, pemimpin baru akan menghadapi tantangan, bagaimana memuaskan para pendukung gerakan itu. Bukan tak mungkin, kebijakan pemimpin baru malah menimbulkan ketidakpuasan, kata profesor Corrales dari Amherst.

Jika Maduro menang, ia harus berurusan dengan krisis ekonomi yang berat dan akan dipaksa untuk mempertimbangkan devaluasi dan pemotongan belanja. Di masa lalu, topik-topik ini kerap menimbulkan ketegangan dalam Chavismo.

Dia menambahkan, presiden berikutnya juga harus memikirkan kembali, bagaimana cara menghabiskan kekayaan minyak dan menyalurkan subsidi kepada pihak yang tepat.

Namun, pendukung Chavismo lebih optimis tentang warisan abadi dari Chavez itu. "Pada satu titik, Chavismo fokus pada Chavez. Tapi, ini kemudian tumbuh dan berkembang menjadi gerakan massa. Menyeberangi perbatasan Venezuela ke dunia luar dan mempengaruhi negara-negara di seluruh dunia," kata Eva Golinger, seorang pengacara, penulis, sekaligus penasihat Chavez kepada CNN.

Oleh karena itu, Golinger memprediksi, Chavismo dan revolusi sosial yang dimulai Chavez akan terus berlanjut. "Apa yang sebenarnya telah terjadi di Venezuela adalah transformasi seluruh negeri. Itu sebabnya disebut revolusi, berubah setiap sektor sosial."

RI Siapkan Gugatan ke Airbus Atas Dugaan Kasus Suap Pembelian Pesawat
Polda Sulsel gelar jumpa pers kasus pengungkapan narkoba sebanyak 30 Kilogram di Pelabuhan Barru.

Polisi Sulsel Gagalkan Penyulundupan Sabu 30 Kilogram Senilai Rp 46 M

Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan (Polda Sulsel) berhasil membongkar penyelundupan narkoba jenis sabu sebanyak 30 kilogram.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024