Sumber :
VIVAnews -
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon menilai krisis nuklir Korea Utara sudah melewati batas. Menurut Ban, ancaman nuklir bukanlah sebuah permainan yang dapat diubah sesuka hati.
Pernyataan itu diungkap Ban menanggapi rencana . Hal ini disampaikan Ban dalam jumpa wartawan di sela kunjungannya ke Andorra.
Baca Juga :
Wow, Siswa SMP Negeri 255 Jakarta Masuk Nominasi Terbaik Kompetisi Menulis Surat untuk Presiden
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel, menyayangkan langkah yang diambil Korut untuk mengaktifkan kembali reaktor nuklir mereka yang sempat ditutup pada tahun 2007 itu.
Pernyataan serupa juga datang dari sekutu terdekat Korut, China. Melalui juru bicara Kementerian Luar Negerinya, Hong Lei, meminta Korut untuk menahan diri demi bisa menyelesaikan situasi yang sensitif dan kompleks yang terjadi di Semenanjung Korea.
Sementara AS menanggapi rencana untuk mengaktifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon, merupakan satu bukti nyata, bahwa Korut kembali melanggar kewajiban internasionalnya. Juru bicara gedung putih, Jay Carney, bahkan mendorong China dan Rusia untuk menekan Korut agar mereka berubah pikiran.
Rusia pun mewaspadai peningkatan ketegangan di Semenanjung Korea pasca pernyataan perang terbuka yang diluncurkan Kim Jong-un dan rencana mengaktifkan kembali reaktor nuklir mereka. Mereka mengingatkan beberapa pihak untuk tidak menggunakan isu Korut ini demi mencapai tujuan politik dan militer dari pihak tertentu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pernyataan serupa juga datang dari sekutu terdekat Korut, China. Melalui juru bicara Kementerian Luar Negerinya, Hong Lei, meminta Korut untuk menahan diri demi bisa menyelesaikan situasi yang sensitif dan kompleks yang terjadi di Semenanjung Korea.