Muslim AS Kecewa Dalang Bom Boston dari Komunitas Islam

Tamerlan Tsarnaev dan Dzhokhar Tsarnaev, pelaku pengeboman Boston
Sumber :
  • REUTERS/The Sun of Lowell, MA/FBI/Handout
VIVAnews - Komunitas Muslim di Amerika Serikat terus berdoa dan berharap pelaku peledakan bom Boston yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 orang lainnya bukan pemeluk Islam.

Mereka sempat lega, karena berdasarkan foto yang dirilis agen biro penyelidik federal (FBI) menyebut pelaku berasal dari kalangan kulit putih. 

Namun, Ketua Nahdatul Ulama di Amerika Utara, Shalahudin Kafrawi, usai menemani kunjungan Senator AS, Christopher S. Kit Bond ke PBNU, Jakarta, Selasa 23 April 2013, mengatakan, harapan itu termentahkan dengan fakta pelaku berasal dari etnis Chechnya yang notabene merupakan kaum muslim.

"Mereka khawatir, fenomena Islamophobia kembali muncul sama seperti ketika terjadi tragedi kemanusiaaan 11 September 2001," ujar Shalahudin kepada VIVAnews

Dengan terkuaknya latar belakang identitas kedua bersaudara Tsarnaev sebagai pemeluk Islam, membuat perjuangan komunitas muslim AS untuk menepis anggapan dan stigma negatif terhadap mereka menjadi kembali ke titik nol.

Padahal, menurut Shalahudin, sempat ada kemajuan dan perubahan pandangan publik AS terhadap Islam setelah peristiwa 11 September berlalu. 

"Kemajuan itu terlihat ketika publik dan pejabat AS sangat berhati-hati sekali dan tidak mudah mengasumsikan dalang di balik aksi pengeboman itu," kata pria yang telah bermukim di AS sejak tahun 1998.

Reaksi yang ditunjukkan oleh publik dan pejabat tinggi AS ini, kata Shalahudin, sempat membuat lega dan senang teman-temannya sesama akademisi yang berasal dari komunitas muslim.
Peringatan May Day, Ganjil-Genap di Jakarta Tidak Berlaku Hari Ini

Kendati begitu, dia akhirnya meminta warga NU untuk menyikapi secara berhati-hati semua respon publik AS, usai pengungkapan identitas pelaku bom Boston. NU di Amerika pun turut mengutuk aksi pengeboman di Jalan Boylston yang menewaskan tiga orang pada Senin pekan lalu. 
7 Bandara Ditutup Sementara Akibat Erupsi Gunung Ruang

Mereka juga berharap pemerintah AS ikut memberikan perlindungan kepada pelaku serta keluarganya dari tindakan pelabelan yang mungkin terjadi usai polisi mengungkap identitas mereka. (umi)
Wejangan Menkominfo soal Merger XL Axiata dan Smartfren
Satelit Starlink pertama dengan kemampuan 'direct-to-cell'.

Menkominfo Jamin Starlink Tidak Ganggu Bisnis Internet lokal

"Jangan khawatir. Harganya enggak beradu lah sama dari Indonesia. Mereka (Starlink) lebih cocok di 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar)," kata Menkominfo Budi Arie.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024