Prancis Dilanda Unjuk Rasa Massal

VIVAnews - Ratusan ribu pekerja di Prancis menggelar unjuk rasa nasional mulai Rabu, 18 Maret 2009 waktu setempat. Mereka menentang kebijakan ekonomi presiden Nicolas Sarkozy yang menyebabkan angka pengangguran meningkat hingga dua juta orang.

Pengunjuk rasa mengecam rencana Sarkozy memotong jumlah pegawai negeri dan membatalkan pemotongan pajak. Angka pengangguran di Prancis diperkirakan akan meningkat hingga 10 persen dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 350.000 pegawai diprediksi kehilangan pekerjaannya akhir tahun ini.

"Pemerintah harus membuat aturan yang melarang pemecatan, kami juga menyarankan pemerintah memberi kompensasi sebesar 300 euro kepada semua orang sebagai ganti uang yang telah diambil para kapitalis dari pekerjanya selama 30 tahun," kata pemimpin kelompok kiri Olivier Besancenot seperti dimuat harian Kanada, Globe and Mail edisi Rabu, 18 Maret 2009.

Laman stasiun televisi BBC memberitakan bahwa para pekerja meminta pemerintah membuat kebijakan yang dapat mencegah pemangkasan upah dan pekerjaan. Mereka menilai dana stimulus ekonomi sebesar US$ 3,2 miliar tidak cukup untuk merangsang ekonomi Prancis.

Sarkozy sendiri mengatakan memahami keinginan pekerja. Namun menurut dia, pemerintah sudah tidak dapat berbuat lebih banyak lagi.

Demonstrasi yang diikuti pegawai negeri dan swasta ini direncanakan berlangsung di 200 kota di seluruh Prancis. Sekolah-sekolah akan ditutup dan transportasi umum diperkirakan menghadapi kemacetan. Aksi protes ini diharapkan akan lebih besar dari demonstrasi Januari lalu, saat satu juta orang turun ke jalan.

Kelana Wastra Fashion Fest 2024: Perpaduan Tradisional, Modern, dan Ramah Lingkungan
Anak tantrum.

Mengenal Tantrum Manipulatif dan Tantrum Frustasi pada Anak, Para Orang Tua Harus Tahu

Orang tua tidak perlu khawatir karena tantrum anak adalah hal yang wajar. Orang tua dapat mengatasi tantrum anak dengan benar melalui identifikasi jenis tantrum.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024