Sumber :
- Dok. Kementerian Luar Negeri RI
VIVAnews -
Pemerintah Indonesia menegaskan pentingnya solusi dan tindakan nyata untuk mengatasi konflik di Suriah. Salah satunya, Indonesia mendesak peran serta Iran dalam membangun solusi yang konstruktif untuk mengakhiri konflik berdarah yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun itu.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa, dalam pertemuannya dengan Menlu Iran, Mohammad Javad Zarief, di sela rangkaian Sidang Majelis Umum PBB di New York, Jumat, pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Natalegawa memandang penting peran Iran dalam upaya mencari solusi akhir konflik Suriah.
Sebab, selain salah satu negara bagian di kawasan, Iran saat ini juga sebagai Ketua Gerakan Non-Blok (GNB) untuk periode 2012-2015. Untuk itu, Indonesia mengajak Iran untuk bersama-sama mewujudkan visi pendiri GNB mewujudkan perdamaian dan keamanan global.
"Dunia tidak boleh berdiam diri atas apa yang terjadi di Suriah. Semua harus menjadi bagian dari solusi" tegas Marty.
Menanggapi rencana aksi militer oleh Amerika Serikat ke Suriah, Natalegawa memandang bahwa ini bukanlah solusi terbaik. Hal ini diamini oleh Menlu Iran yang menyatakan mendukung upaya Indonesia mendorong penyelesaian damai krisis di Suriah.
Iran diketahui adalah salah satu pendukung utama Suriah, selain Iran, China dan Hizbullah dari Lebanon. Iran dituduh telah memberikan bantuan finansial dan militer kepada rezim Bashar al-Assad di Suriah.
Selain membahas isu-isu global, pertemuan kedua menlu itu juga diangkat berbagai isu kerja sama di bidang politik dan keamanan, ekonomi, kesejahteraan, sosial, dan budaya. Kedua Menlu menyapakati adanya Human Right Dialogue antara Indonesia dan Iran untuk membahas perkembangan dan pengalaman masing-masing negara dalam memajukan serta melindungi HAM di Tanah Air.
Baca Juga :
Realisasi Investasi RI Kuartal I-2024 Tembus Rp 401,5 Triliun, 24,3 Persen dari Target 2024
Baca Juga :
11 Fakta Stadion Abdullah bin Khalifa, Tempat Semifinal Piala Asia U-23 2024 Indonesia vs Uzbekistan
Pertemuan bilateral dengan Menlu Iran tersebut mengawali serangkaian pertemuan bilateral yang akan dilakukan oleh Menlu RI di sela kunjungan kerja di New York dalam rangka Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-68. Selama di New York, Menlu RI direncanakan melakukan lebih dari 25 pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri luar negeri negara-negara sahabat, antara lain, Suriah, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Belarus, Sri Lanka, Mesir, Portugal, dan Ukraina. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pertemuan bilateral dengan Menlu Iran tersebut mengawali serangkaian pertemuan bilateral yang akan dilakukan oleh Menlu RI di sela kunjungan kerja di New York dalam rangka Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-68. Selama di New York, Menlu RI direncanakan melakukan lebih dari 25 pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri luar negeri negara-negara sahabat, antara lain, Suriah, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Belarus, Sri Lanka, Mesir, Portugal, dan Ukraina. (art)