Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews -
Kecelakaan pesawat tak hanya disebabkan kesalahan teknis. Human error juga bisa menjadi penyebabnya. Misalnya, saat pilot tertidur di kokpit sementara pesawat yang ia terbangkan tengah berada di ketinggian 30 ribu kaki.
Kejadian itu nyata. Agustus lalu, sebuah pesawat yang membawa 300 penumpang menuju Inggris, 'disopiri' oleh pilot yang tertidur.
Mengutip laman
CNN
, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil setempat menjelaskan kejadian itu disebabkan pemasangan mode autopilot untuk penerbangan jarak jauh. Tak disebutkan data detail penerbangan yang dimaksud. Yang jelas, kesalahan itu didukung kondisi pilot yang tidak fit. Pilot itu, dilaporkan hanya tidur lima jam dalam dua malam terakhir.
"Itu karena masa tugas yang panjang sehingga tak punya kesempatan yang cukup untuk tidur," kata Richard Taylor, sang jubir. Kedua kru pilot di kokpit awalnya hanya berniat beristirahat selama 20 menit. Namun, rupanya mereka benar-benar tertidur. Tidak ada kejadian fatal yang diakibatkan. Namun, mungkin saja kali lain itu menjadi penyebab sebuah kecelakaan pesawat yang menyeramkan.
Padahal penyebabnya sepele, kurang tidur. Mark Weiss, seorang pilot veteran dan konsultan penerbangan menyebutkan, tidur lima jam selama dua hari sama sekali tak cukup bagi seorang penerbang. Pilot akan terlalu lelah, sehingga tak konsentrasi dan mengantuk. Apalagi, dalam sebuah penerbangan panjang. Kelelahan pilot memang menjadi isu sensitif dalam kalangan penerbangan belakangan ini. Aturan masa kerja bisa berbeda-beda tiap daerah.
Kejadian tertidurnya pilot di kokpit pesawat Airbus A330 itu bukan pertama kalinya di dunia penerbangan. Februari lalu, sebuah maskapai Belanda, Transavia merilis hasil investigasi untuk kejadian di Boeing 737.
Baca Juga :
Gandeng Swiss Re Asia, IFG Perkuat Bisnis Jasindo Jadi Mitra Pengelolaan Manajemen Risiko BUMN
Beberapa kejadian itu memicu kontroversi di kalangan penerbangan. Sebagian menuturkan, pilot yang tertidur di ruang kontrol sebenarnya tidak berbahaya. Ia malah disarankan tidur sejenak saat menjalani penerbangan panjang, sampai melintasi benua dan samudera. Yang penting, ada seorang lain yang mengawasi. Ini juga didukung adanya sistem alarm yang bertugas membangunkan pilot saat keadaan darurat.
Studi menunjukkan, istirahat dengan tidur sejenak, maksimal 20 menit mampu mengembalikan energi. Artinya, bukanlah sebuah ide buruk jika membiarkan pilot tertidur di kokpit pesawat. Untuk mendukung itu, ada aturan untuk menyediakan waktu tidur sejenak bagi kru penerbangan yang melakukan perjalanan panjang. Namun, sebaiknya temukan cara tepat untuk menyampaikan pada penumpang agar mereka tak ketakutan.(np)
Halaman Selanjutnya
Studi menunjukkan, istirahat dengan tidur sejenak, maksimal 20 menit mampu mengembalikan energi. Artinya, bukanlah sebuah ide buruk jika membiarkan pilot tertidur di kokpit pesawat. Untuk mendukung itu, ada aturan untuk menyediakan waktu tidur sejenak bagi kru penerbangan yang melakukan perjalanan panjang. Namun, sebaiknya temukan cara tepat untuk menyampaikan pada penumpang agar mereka tak ketakutan.(np)