Catatan Harian Psikolog MSF di Suriah (3)

Bertatap Muka dengan Bocah yang Trauma oleh Kejamnya Perang

Kamp pengungsi di Al Safira Provinsi Aleppo Suriah kini kosong.
Sumber :
  • Dokumentasi MSF
Pengantar Redaksi: Suriah berada dalam cengkeraman kekerasan ekstrem sejak dilanda perang saudara dalam dua tahun terakhir. Pasien, keluarga, pekerja kesehatan di sana memerlukan dukungan psikologis.

Psikolog Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas (MSF), Charlotte, menghabiskan tiga bulan di negara tersebut mendengarkan apa yang ingin dikatakan oleh pasien-pasiennya. Dia menceritakan pengalamannya yang dikirim melalui MSF ke
VIVAnews
, yang terbagi dalam tiga tulisan.

VIVAnews
- Dari sekian pasien yang membutuhkan dukungan psikologis, ada banyak anak yang terpisah dari keluarga setelah terpaksa meninggalkan rumah. Para pasien ini telah cedera atau menyaksikan kekerasan yang menakutkan, seperti yang dialami anak berusia enam tahun yang saya dampingi. 


Pada usia enam tahun, gadis cilik ini melihat tubuh kakaknya hancur terkena bom, dan sejak itu ia diam total. Dia menggambar banyak bentuk dengan warna-warna terang, namun bentuknya cukup sederhana dibandingkan gambar anak-anak seusianya.


Dia menggunakan cipratan warna tanpa membuat bentuk manusia yang jelas untuk menggambarkan peristiwa buruk yang terjadi pada kakaknya. Gambar-gambar itu mewakili sesuatu yang spesifik yang berusaha saya pahami melalui permainan dan teka-teki untuk membangun hubungan terapi di antara kami.


Ia cukup bahagia untuk menerima saya ke dalam dunianya, namun dalam waktunya sendiri, jadi saya harus bergerak maju perlahan dan menghormati penderitaan yang berat yang diungkapkan dalam gambar-gambarnya. Ia akan menjawab pertanyaan saya mengenai gambar-gambarnya dengan anggukan dan terkadang dengan kata-kata singkat terucap dengan pelan sehingga sulit saya dengar.


Ia akan menekan pulpennya sangat keras sehingga kertasnya sobek dan bagi saya terlihat bahwa pewarnaan tanpa bentuknya yang berani membuatnya mengosongkan kepala dan perasaan terdalamnya.


Di akhir setiap sesi, ia sangat senang memberikan gambarnya kepada saya, meninggalkannya kepada saya, seolah-olah hal ini adalah caranya untuk meringankan penderitaan yang ia miliki. Namun ia ingin sesuatu sebagai gantinya, sebuah mainan kecil, remeh temeh.


Mungkin untuk mengisi kekosongan yang ada dalam dirinya, atau mungkin hubungan kami sebenarnya adalah hubungan berbagi serta memberi dan menerima. Mungkin hubungan kami ibarat hubungan lain yang harus selalu berbagi, memberi dan menerima.


Dalam sesi bicara, ia menawarkan kemarahannya seperti sebuah hadiah,  sebuah proses yang sulit dan menyakitkan dan ia perlu dibantu. Dan di usia enam tahun, hal itu memerlukan keberanian…


Vespa Klasik Milik Babe Cabita Dilelang Istri dengan Harga Awal Rp70 Juta, Ini Spesifikasinya
Hal ini terjadi beberapa bulan yang lalu dan ibunya masih hidup dan bersamanya. Anak perempuan ini tidak memiliki luka fisik tetapi lukanya sangat nyata meski tak terlihat. (eh)

Liga 1 Berakhir, Ini Daftar Tim yang Degradasi-Promosi dan Lolos ke Championship Series
Siti Badriah, Krisjiana Baharudin dan anaknya

Anak Mulai Besar, Siti Badriah Siap Jalani Program Hamil Anak Kedua?

Diketahui, Siti Badriah dan Krisjiana dikaruniai anak pertama pada 18 Maret 2022. Anak pertama Siti Badriah dan Kris itu diberi nama Xarena Zenata.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024