-
VIVAnews - Apa yang dilakukan oleh Direktur Polisi daerah Regional timur Visayas, Kapten Elmer Soria, mungkin tidak akan ditiru oleh sesama rekannya yang lain di kepolisian. Pasalnya, ketika Presiden Filipina, Benigno Aquino III, memberikan informasi bahwa korban tewas akibat amukan Topan Haiyan berjumlah antara dua ribu hingga 2.500 orang, Soria menyatakan korban tewas kemungkinan menembus angka 10 ribu warga.
Akibat pernyataannya itu, Soria pun dimutasi ke markas besar Kepolisian Nasional Filipina (PNP) di Ibu Kota Manila. Harian Inquirer, Sabtu, 16 November 2013 melansir informasi itu dibenarkan oleh Juru Bicara PNP, Kapten Senior Reuben Sindac.
Namun Sindac membantah kepindahan Soria karena tindakannya yang melewati kewenangan Dewan Penanggulangan dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional (NDRRMC) dalam memberikan informasi jumlah korban tewas kepada media.
"Hal itu sudah dipertimbangkan oleh atasan kami, bahwa Kapten Polisi Soria mungkin membutuhkan waktu untuk melepas kepenatan akibat stres menghadapi situasi bencana di sana," kata Sindac.
Sindac mengatakan Soria mungkin mengalami stres akut setelah melihat korban tewas dan selamat amukan Topan Haiyan. Namun, seorang pejabat berwenang kepolisian Filipina membocorkan informasi kepada kantor berita Reuters, alasan sebenarnya di balik mutasi Soria, lantaran telah memberikan pernyataan soal korban tewas kepada media.
Padahal menurut markas besar kepolisian Filipina, Soria tidak memiliki wewenang untuk itu.