Bahlil Sentil Perbankan RI Enggan Sokong Hilirisasi, Malah Dikuasai Asing

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan salah satu penyebab hilirisasi di Indonesia masih kerap dimanfaatkan oleh pihak asing. Hal itu karena sektor perbankan Tanah Air masih enggan melakukan pembiayaan yang mendukung investasi untuk hilirisasi.

Majukan Inovasi Layanan, BRI Gandeng Tencent Cloud dan Hi Cloud Indonesia

Dia mengatakan, dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk melakukan hilirisasi di suatu sektor atau bidang. Bahlil pun menegaskan bahwa para pihak perbankan di Indonesia sebenarnya harus terbuka untuk membiayai sektor hilirisasi tersebut.

"Selama perbankan kita tidak respons sebagai bagian terpenting dalam mendapatkan opportunity di sektor (hilirisasi) ini, pasti PMA (Penanaman Modal Asing) lebih banyak," kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal I-2024, Senin, 29 April 2024.

Forum Investor di Abu Dhabi, Menteri Sandiaga Beberkan Keuntungan Investrasi Parekraf di Indonesia

Ilustrasi transaksi perbankan.

Photo :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

Di sisi lain, Bahlil mengatakan bahwa investor dalam negeri kemungkinan juga enggan mengambil kredit dari luar negeri. Karena Dana Hasil Ekspor (DHE) komoditasnya hanya untuk menyelesaikan cicilan pokok bunga dari negara asal pinjaman tersebut.

Ombudsman: Bunga Investasi yang Sangat Tinggi Itu 99,9 Persen Penipuan

"Kalau DHE mau utuh dari produksi hilirisasi, perbankan haruscmau buka diri beri kredit ke nasabah-nasabahnya," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya Bahlil juga telah melaporkan bahwa realisasi investasi kuartal I-2024 telah mencapai Rp 401,5 triliun, atau sekitar 24,3 persen dari target Rp 1.650 triliun di tahun 2024 ini.

"Realisasi investasi kuartal I-2024 yakni sebesar Rp 401,5 triliun, atau tumbuh 9,8 persen dari kuartal IV-2023, dan tumbuh 22,1 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan kuartal I-2023," kata Bahlil.

Dia merinci, dari realisasi tersebut, sebanyak Rp 197,1 triliun atau 49,1 persennya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Sementara Rp 204,4 triliun atau 50,9 persennya yakni dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA).

Bahlil menjelaskan, apabila dilihat dari realisasi investasi secara kewilayahan, realisasi di luar Pulau Jawa masih mendominasi investasi di kuartal I-2024 dengan porsi mencapai 50,1 persen atau setara Rp 201 triliun.

"Dan untuk investasi di Pulau Jawa tercatat sebesar Rp 200,5 triliun, atau setara dengan 49,9 persen dari total investasi kuartal-I 2024," ujar Bahlil.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya