Kesepakatan Nuklir: Iran Puas, Israel Lemas

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Sumber :
  • REUTERS/Abir Sultan/Pool
VIVAnews -
Pemerintah Iran menyambut gembira diperolehnya kesepakatan dengan Amerika Serikat terkait pembatasan pengayaan nuklir negara tersebut. Sebaliknya, hal yang sama tidak dirasakan oleh Israel yang menganggap kesepakatan itu adalah kesalahan besar.


Di Iran, Presiden Hassan Rouhani menyanjung kesuksesan pakta pertama kesepakatan di Jenewa antara Iran dengan negara-negara Barat. Pujian yang sama datang dari pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei, yang menegaskan bahwa perundingan mendalam soal isu ini bisa segera dilakukan.


"Tim negosiasi nuklir layak menerima pujian dan sanjungan atas pencapaian ini. Kemurahan Tuhan dan dukungan rakyat Iran adalah alasan di balik kesuksesan ini," kata Khamenei, dilansir kantor berita
Fars
, Minggu 24 November 2013.


Kegembiraan yang sama disampaikan Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam pencapaian yang menurutnya adalah "kesalahan sejarah" itu.


"Apa yang dihasilkan di Jenewa semalam bukanlah kesepakatan bersejarah, tapi kesalahan bersejarah. Itu tidak akan membuat dunia lebih baik. Seperti kesepakatan dengan Korea Utara tahun 2005, perjanjian kali ini akan membuat dunia semakin berbahaya," kata Netanyahu, dikutip dari
CNN
.


"Selama bertahun-tahun, komunitas internasional menuntut Iran menghentikan seluruh pengayaan uraniumnya. Sekarang, untuk pertama kalinya, komunitas internasional secara resmi memperbolehkan Iran melanjutkan pengayaan uranium mereka," lanjutnya lagi.


Berdasarkan kesepakatan, Iran berkomitmen akan memusnahkan pengayaan uranium mereka yang memiliki kadar kemurnnian di atas 20 persen. Iran hanya diperbolehkan mengayakan uranium hingga 5 persen. Ini takaran yang cukup untuk reaktor energi. Sementara untuk membuat bom, perlu pengayaan uranium hingga 90 persen.


Sebagai balasannya, AS akan menangguhkan sanksi atas Iran dan mencairkan aset pemerintah Teheran hingga US$8 miliar. Selain itu, Iran bisa mendapatkan penghasilan US$1,5 miliar dari perdagangan emas dan logam berharga lainnya dan pencabutan sejumlah sanksi di sektor otomotifnya.


Kabar Terbaru soal Susunan Nama Menteri Kabinet Prabowo-Gibran
Untuk meyakinkan bahwa Iran tidak bisa lagi memproduksi senjata nuklir, Presiden Barack Obama menelepon Netanyahu Minggu kemarin.

2 Sektor di Indonesia Jadi Sasaran Empuk Ransomware, Temuan Unit 42

"Presiden menggarisbawahi bahwa AS akan tetap teguh memegang komitmennya terhadap Israel, yang punya alasan kuat untuk ragu terhadap niat Iran," ujar Earnest dalam pernyataannya. (umi)
Kursi PAN Bertambah Jadi 48, Zulhas: Terima Kasih Pak Prabowo

Guinea U-23 vs Timnas Indonesia U-23

Bukti Sahih Timnas Indonesia U-23 Tak Layak Dihukum Penalti

Timnas Indonesia U-23 mendapat hukuman penalti dari wasit saat menghadapi Guinea dalam pertandingan play-off Olimpiade 2024 Paris. Garuda Muda menelan kekalahan 0-1.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024