Jenazah Nelson Mandela Tiba di Kampung Halaman

Jasad Nelson Mandela di Union Buildings, Pretoria, Afsel.
Sumber :
  • REUTERS/Marco Longari
VIVAnews
- Jasad pejuang revolusioner antiapartheid, Nelson Mandela, akhirnya tiba di Desa Qunu pada Sabtu, 14 Desember 2013 pagi. Desa Qunu merupakan tempat Mandela dulu dibesarkan.


Prosesi pemakaman mantan Presiden kulit hitam pertama Afsel itu, akan dilaksanakan hari Minggu, 15 Desember 2013 pukul 06:00 waktu setempat (Senin, 16 Desember 2013, pukul 16:00 WIB).


Kantor berita
BBC
melansir jasad Mandela tiba di Desa Qunu setelah diterbangkan dari pangkalan udara Waterkloof di Pretoria menggunakan pesawat militer C130. Selama perjalanan menuju Bandara Mthatha, pesawat yang membawa jasad Mandela, dikawal oleh dua pesawat tempur militer.


Cucu Mandela, Mandla, selalu setia mendampingi jasad sang kakek. Selama di perjalanan Mandla mengatakan bahwa kini kakeknya telah tiba di kampung halaman dan sedang menuju tempat peristirahatan terakhir seperti yang selama ini diharapkannya.


Sebelum diterbangkan ke Qunu, sebuah misa penghormatan kembali digelar di pangkalan udara Waterkloof, Pretoria, dan dihadiri oleh Presiden Jacob Zuma, para pemimpin dari organisasi Kongres Nasional Afrika (ANC) dan lebih dari 1000 anggota organisasi ANC. Suasana haru memenuhi misa yang digelar pada Sabtu kemarin.


Dalam pidatonya, Zuma menyebut Mandela sebagai "figur yang menjulang tinggi", "pria yang selalu bertindak" dan "seorang demokrat yang memahami dunia".


"Ya, kami akan merindukannya. dia merupakan ayah kami, dia merupakan penjaga kami dan dia sosok yang memiliki makna khusus di hati kami," ujar Zuma.


Rakyat Afsel, lanjut Zuma, akan selalu mengenang Mandela di dalam hati mereka masing-masing. Suasana haru tak kuasa dibendung oleh istri Mandela, Graca Machel, yang terlihat duduk di barisan terdepan. Graca terlihat beberapa kali mengusap air matanya dengan sapu tangan.


Tiba di Qunu, tentara militer menyerahkan jasad Mandela kepada para tetua di kediamannya. Sebagai simbol dikembalikannya salah satu anggota keluarga mereka, maka bendera nasional Afsel yang menyelimuti peti matinya, diganti dengan kulit singa.


Hal itu menyimbolkan tradisi yang masih dipegang teguh oleh suku Xhosa. Sabtu sore, rencananya para pemimpin suku dan anggota keluarga pria akan menggelar tradisi penghormatan klan Thembu. Dalam ritual ini, mereka berjaga dan tidak tidur selama satu hari penuh.


Sambil menunggu untuk dimakamkan, peti matinya akan diletakkan di kamar Mandela, yang menghadap ke arah perbukitan dan lokasi liang lahatnya.


Sekitar 4.500 orang diprediksi akan menghadiri acara pemakaman Minggu ini. Selain pejabat tinggi dari Afsel, beberapa tokoh penting dunia, seperti Pangeran Charles dari Inggris, Ratu program Talk Show, Oprah Winfrey dan Uskup Desmond Tutu.


Tutu sempat ragu akan datang, lantaran dia tidak dikirimi undangan oleh pihak keluarga. Untuk menyambut kedatangan mereka, Pemerintah Afsel telah menyiapkan bandara di East London, selatan Qunu, sebagai tempat pesawat mereka mendarat.

Kuartal I-2024, Laba Bersih Energi Mega Persada Naik Jadi US$17,6 Juta

Kantor berita CNN melaporkan akses ke arah bandara tersebut, diperketat oleh Pemerintah.
Susunan Pemain Indonesia Vs Jepang di Uber Cup, Gregoria Mariska Lawan Akane Yamaguchi


Sarwendah Blak-blakan Soal Sakit yang Diidap Hingga Harus Operasi
Sebelum dibawa ke liang lahat, sebuah upacara doa yang dihadiri hanya oleh keluarga terdekat akan digelar pada Minggu pagi di kediaman Mandela di Qunu. Sementara pemakaman akan disaksikan oleh 430 anggota keluarga dan sahabat terdekat untuk mengucapkan perpisahan kali terakhir.

Sebuah tenda telah didirikan tepat di atas liang kubur Mandela. Peti mati pria yang mangkat di usia 95 tahun itu, akan kembali diselimuti dengan bendera nasional Afsel.

Anggota tentara militer akan memberi penghormatan terakhir sambil diiringi lagu kebangsaan nasional Afsel.


Semua prosesi pemakaman ini mengakhir rangkaian berkabung yang dilakukan sejak hari Jumat pekan lalu. Kendati telah tiada, namun kecintaan warga Afsel masih melekat kuat kepada Madiba (nama klan Mandela).


Hal itu terbukti dari jumlah warga yang berkunjung ke Gedung Union, Pretoria untuk melihat jasad Mandela disemayamkan di sana mencapai 100 ribu orang dalam waktu tiga hari. BBC melansir sebuah foto, di mana antrean terlihat warga yang ingin memasuki Gedung Union telah mengular sejak pagi hari.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya