Bom di Hotel Marriott

Intellijen Pakistan Curigai al-Qaeda

VIVAnews. Militan Taliban yang berbasis di dekat perbatasan Afghanistan dan sekutu Al-Qaeeda dicurigai sebagai dalang dibalik peledakan Hotel Marriott di Islamabad akhir pekan lalu yang menewaskan 53 orang, dan melukai 260 orang. Dua orang pegawai Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Duta Besar Cheska termasuk mereka yang tewas.

Dalam rekaman CCTV yang diperlihatkan aparat keamanan hari Minggu 21 September 2008 nampak truk terbakar di pintu hotel setelah petugas keamanan selama 3,5 menit berupaya untuk memadamkan api. Kemudian truk, para petugas keamanan dan halaman depan hotel lenyap dalam bola api yang mengerikan.

Gerindra: PDIP di Luar atau Dalam Pemerintahan Sama-sama Baik

Hingga berita  ini ditulis belum ada pihak yang secara resmi mengaku bertanggungjawab. Namun berdasarkan skala ledakan dan modus penetuan sasaran menunjukkan tanda-tanda aksi yang biasa dilakukan Al-Qaeda, demikian disampaikan intelijen Pakistan.

PM Pakistan Yousuf Raza Gilani menyatakan bahwa serangan itu ditujukan untuk membuat ketidakstabilan demokrasi di Pakistan, yang selama 9 tahun terakhir dipimpin militer dan merusak kerapuhan ekonomi Pakistan. Gilani juga mengklaim serangan bom ke hotel Marriott itu dilakukan setelah pihak keamanan melarang penyerang untuk memasuki gedung parlemen atau kantor PM, dimana Presiden Asif Ali Zardari dan tokoh-tokoh terkemuka berkumpul untuk makan malam.

Bom meledak pukul 8 malam Sabtu 20 September 2008, ketika restoran sedang penuh oleh tamu yang berbuka puasa. Ledakan menghancurkan tempat favorit para tamu asing dan juga kaum elit Pakistan ini. Hotel Marriot telah dua kali menjadi target pemboman. (AP)

Ilustrasi cuaca panas

Panas Ekstrem Hingga 45 Derajat Celcius, Filipina dan Bangladesh Tutup Ribuan Sekolah

Asia Selatan dan Tenggara akan menghadapi cuaca panas lebih ekstrem. Gelombang panas juga membawa Filipina dan Bangladesh untuk menutup semua sekolah-sekolah.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024