Keamanan di Yaman Memburuk, Ratusan WNI Ogah Dipulangkan

Militan Houthi melakukan patroli di ibukota Sanaa, Yaman, 25 Januari 2015
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
VIVA.co.id -
Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, mengatakan Kedutaan Besar Indonesia di ibukota Sanaa, Yaman, masih tetap dibuka dan beroperasi. Ditemui media di Senayan hari ini usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR, Retno menyebut terus memantau situasi keamanan di sana, karena banyak warga Indonesia yang bermukim di Yaman.


"Kami juga menjalankan proteksi terhadap warga negara Indonesia yang masih berada di sana. Kami pantau terus, walaupun secara periodik sudah ada pemulangan," papar Retno.


Sementara, menurut Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, yang ikut mendampingi Menlu Retno memaparkan data sudah ada sekitar 400 WNI yang dipulangkan ke Tanah Air dari Yaman.
Sekjen PBB Minta Perang Yaman Dihentikan Saat Ramadhan


Tangan Kanan Osama bin Laden Terbunuh dalam Serangan Drone
"Sementara, masih tersisa 300 lagi yang belum mau dipulangkan," kata Iqbal.

Jeda Kemanusiaan Selesai, Yaman Kembali Dilanda Perang

Langkah penutupan gedung kedutaan telah dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat. Pada Rabu kemarin, menurut laporan kantor berita
Reuters
, Duta Besar Matthew Tueler dan staf kedubes AS telah meninggalkan Yaman karena khawatir situasi keamanan di sana memburuk.


Bulan lalu, kelompok pemberontak Houthi telah menguasai Istana Kepresidenan dan menyebabkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan pemerintahannya mundur.


Menurut informasi dari para pegawai di Kedubes AS, sejak beberapa hari sebelumnya, mereka telah menghancurkan berbagai dokumen penting dan senjata.


Pemerintah Inggris pun ikut mengikuti langkah AS dengan menutup gedung Kedubes mereka pada Rabu kemarin. (ren)


Baca juga:




 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya