Sumber :
- REUTERS/Issei Kato
VIVA.co.id
- Juru bicara Kementerian Pertahanan RI, Brigadir Jenderal Djundan Eko Bintoro, mengatakan, dalam kerja sama pertahanan yang diteken antara Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pertahanan Jepang Jenderal Nakatani tidak menyangkut pembelian alutsista. Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada Senin lalu lebih menekankan pertukaran di bidang pertahanan.
Demikian ungkap Djundan yang dihubungi
VIVA.co.id
melalui telepon pada Kamis, 26 Maret 2015. Penandatanganan MoU itu berlangsung di kediaman resmi Perdana Menteri Shinzo Abe, di tengah-tengah kunjungan Presiden Joko Widodo ke Jepang.
Baca Juga :
Persenjataan Indonesia Akan Dimutakhirkan
Baca Juga :
Kasum TNI: Tantangan TNI Tahun Ini Lebih Berat
Baca Juga :
2016, Kemhan Revitalisasi Alutsista
Sementara itu, kepada harian Jepang,
Asahi Shimbun
, Presiden Joko Widodo mengatakan, kerja sama di bidang pertahanan difokuskan untuk mendukung industri maritim dan kerja sama pasukan penjaga perbatasan.
"Dua pertiga dari wilayah Indonesia adalah perairan dan kami memiliki 17 ribu pulau, sehingga membutuhkan pasukan penjaga perbatasan laut yang bagus untuk melindungi wilayah laut tersebut. Kami menyadari, Jepang memiliki pengalaman yang baik di bidang itu," kata dia. (art)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, kepada harian Jepang,