Tokoh Muslim AS ke Indonesia Bahas Radikalisme

Tokoh Muslim AS akan berkunjung ke Indonesia
Sumber :
  • KBRI Washington DC
VIVA.co.id
Pesan Tokoh Muslim AS untuk Indonesia
- Empat tokoh Muslim Amerika Serikat (AS) yang mewakili masyarakat Muslim AS, akan berkunjung ke Indonesia pada 26 April - 1 Mei 2015, membahas upaya strategis dalam mengatasi berbagai persoalan umat Islam saat ini.

FOTO: Kunjungan Tokoh Muslim AS ke Redaksi VIVA

Ardian Wicaksono, Konsuler KBRI di Washington DC, AS, Kamis, 23 April 2015, mengatakan kedatangan mereka merupakan hasil kerja sama antara KBRI, Adaro dan Kantor Utusan Menlu AS untuk Komunitas Muslim.
Melihat Terorisme dari Mata Korban


"Dimaksudkan agar memberi ruang bagi tokoh Muslim di AS dan Indonesia, bertukar pikiran dalam mengatasi berbagai permasalahan, termasuk maraknya paham radikalisme dan ekstrimisme yang mengatasnamakan Islam," kata Ardian.


Departemen Luar Negeri AS juga telah menyampaikan apresiasi kepada Indonesia, atas rencana kunjungan itu yang dinilai merupakan langkah nyata, mengatasi radikalisme melalui pelibatan tokoh agama dan masyarakat.


"KBRI telah menerima konfirmasi kesediaan empat orang tokoh Muslim AS, yang mewakil beberapa lapisan masyarakat Muslim AS dan seorang tokoh Muslim Indonesia yang berada di AS," ucap Ardian.


Keempatnya adalah Jihad Turk, pemimpin agama keturunan Palestina. Khuram Zaman mewakili generasi muda Muslim. Farooq Khatwari yang merupakan CEO Ethan Allen Interiors, mewakili komunitas pengusaha Muslim.


Sementara Mustafa Tameez dari kalangan media. Keempatnya disebut Ardian memiliki pengaruh tidak hanya di kalangan masyarakat Muslim, namun juga kalangan agama lainnya di AS.


Delegasi juga akan didampingi Shaarik Zafar, Utusan Khusus Menlu AS untuk komunitas Muslim. Selama berada di Indonesia, mereka akan berinteraksi dengan berbagai instansi, tokoh Muslim, serta organisasi keagamaan.


Keempatnya juga diharapkan bakal bertemu dengan media, pengusaha Muslim dan aktivis agama, melalui kunjungan ke pondok-pondok pesantren, sehingga dapat memberi gambaran menyeluruh tentang kehidupan Muslim di Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya