Sumber :
- CNN
VIVA.co.id
- Kelompok radikal ISIS terus menambah jumlah militannya untuk memperkuat Ramadi, saat pasukan Irak dan paramiliter Syiah bersiap untuk kembali merebut ibukota provinsi Anbar itu.
Dilansir dari
Reuters
, Selasa, 26 Mei 2015, Wapres Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut berbicara dengan PM Irak Haider al-Abadi, mengakui pengorbanan yang telah diberikan pasukan Irak selama 18 bulan terakhir.
Pernyataan Biden itu menyusul komentar Menhan Ash Carter, yang mempertanyakan niat pasukan Irak untuk bertempur, saat Ramadi jatuh dalam kendali ISIS. Komentar Carter memicu kecaman balik dari Irak terhadap AS.
AS dinilai berusaha mencari kambing hitam, atas kegagalan mereka mewujudkan komitmen untuk membantu Irak. "AS akan melakukan apa yang kami bisa, untuk membantu pasukan Irak yang pemberani," kata pejabat senior AS.
Baca Juga :
Satu Marinir Tewas, AS Tambah Pasukan Lawan ISIS
Baca Juga :
Italia Kembali Kirim 450 Tentara ke Irak
Baca Juga :
ISIS Mulai Bunuh Bayi dengan Keterbelakangan
Warga di Ramadi mengatakan melihat truk-truk berdatangan, membawa militan ISIS sejak Minggu malam, 24 Mei. "Mereka berbicara dengan dialek Arab. Mereka bukan orang Irak," kata Abu Mutaz, warga distrik al-Tamim.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Warga di Ramadi mengatakan melihat truk-truk berdatangan, membawa militan ISIS sejak Minggu malam, 24 Mei. "Mereka berbicara dengan dialek Arab. Mereka bukan orang Irak," kata Abu Mutaz, warga distrik al-Tamim.