Sumber :
VIVA.co.id
- Wikileaks mengumumkan akan menyebarluaskan ratusan ribu dokumen penting terkait diplomasi Saudi Arabia. Ini merupakan gebrakan kedua yang dilakukan Wikileaks setelah mengumbar data rahasia pemerintah Amerika di 2010.
Dalam situs resmi Wikileaks, dilansir dari
Times of India
, Sabtu 20 Juni 2015, situs whistleblower itu akan menyebarkan 500.000 dokumen yang berkaitan dengan situasi dan kondisi di Arab Saudi. Saat ini diakui, baru 60.000 dokumen yang dipublikasi, kebanyakan berbahasa Arab.
Baca Juga :
Pertama Kali, Perempuan Arab Saudi Ikut Pemilu
Salah satu dokumen, tertanggal 2012, menunjukkan sikap skeptis Arab terhadap nuklir Iran. Pada tahun itu juga, sebuah surat dari Kedutaan Saudi di Abu Dhabi mengatakan jika Uni Emirat Arab memberikan tekanan berat ke pemerintah Mesir untuk tidak mengganggu mantan presiden Hosni Mubarak, yang telah diguligkan setahun sebelumnya.
Pada dokumen tertanggal 14 Agustus 2008, sebuah dokumen yang dilabeli 'Rahasia dan Penting' dari Departemen Luar Negeri ke Kedutaan Saudi di Washington, memperingatkan bahwa ada lusinan mahasiswa dari Saudi Arabia dan negara teluk lainnya, telah mengunjungi kedutaan Israel di Amerika. Ini diketahui sebagai bagian dari program kepemimpinan.
"Mereka di sana mendengarkan pidato dari para diplomat. Mereka juga bertanya dan berfoto bersama," tulis dokumen itu, meminta kedutaan untuk mencari tahu situasi yang sebenarnya.
Salah satu dokumen yang paling menarik adalah sebuah surat dari anak Osama bin Laden yang meminta sertifikat kematian dari kedutaan Amerika di Riyadh untuk mengesahkan kematian sang ayah. Sayangnya, permintaan itu ditolak Amerika dengan alasan aturan reguler bahwa tidak ada keterangan apapun yang diberikan untuk mengesahkan kematian seorang teroris, apalagi mereka yang terbunuh saat operasi militer.
"Saya sangat yakin jika dokumen-dokumen ini asli. Kami tidak bisa memberikan keterangan darimana kami mendapatkan dokumen ini," ujar Kristinn Hrafnsson, juru bicara Wikileaks.
Penyebaran dokumen rahasia ini sekaligus merayakan tiga tahun upaya pendiri Wikileaks, Julian Assange, mencari suaka di kedutaan Ekuador di London.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Salah satu dokumen, tertanggal 2012, menunjukkan sikap skeptis Arab terhadap nuklir Iran. Pada tahun itu juga, sebuah surat dari Kedutaan Saudi di Abu Dhabi mengatakan jika Uni Emirat Arab memberikan tekanan berat ke pemerintah Mesir untuk tidak mengganggu mantan presiden Hosni Mubarak, yang telah diguligkan setahun sebelumnya.