Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Krisis keuangan yang terjadi di Yunani saat ini mengingatkan pada situasi di Indonesia 16 tahun silam, krisis moneter 1998 yang kemudian menjungkalkan pemerintahan Orde Baru.
Dikutip dari laman
Market Watch
, Selasa, 30 Juni 2015, Yunani telah mengumumkan penutupan sementara perbankan, penarikan uang di mesin ATM dibatasi, publik Yunani menatap masa depan yang kelam.
Antrean panjang terjadi di mesin-mesin ATM yang masih menyediakan uang tunai. Menurut sumber perbankan, jumlah ATM yang masih beroperasi bahkan tidak sampai 40 persen.
Stasiun pengisian bahan bakar atau pom bensin kehabisan stok, sehingga pemerintah Yunani menggratiskan transportasi publik di Athena, di mana 40 persen populasi Yunani berada.
Kebijakan untuk mempermudah transportasi publik itu, membuat pemerintah menanggung empat juta euro sepekan. Di Thessaloniki transportasi sebagian milik swasta, sehingga pemerintah tidak bisa mengintervensi.
Tidak ada uang tunai, artinya tidak ada pelanggan untuk para pedagang di pasar-pasar. Bagi mereka yang tidak memiliki kartu debit atau kredit, membeli barang di toko tidak bisa jadi alternatif.
Baca Juga :
Yunani dan Kreditor Sepakati Dana Talangan Baru
Baca Juga :
Bursa Saham Yunani Dibuka Kembali Hari Ini
Jika hasil referendum adalah menerima, maka Yunani akan kembali dalam belitan kendali pengetatan anggaran. Sementara jika menolak, Yunani terancam keluar dari zona Euro, yang berdampak pada perekonomian global.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya