Sebelum Bantai Korban, Teroris Tunisia Konsumsi Narkoba

Teroris Tunisia, Seifeddine Rezgui
Sumber :
  • EPA
VIVA.co.id
- Teroris Tunisia, Seifeddine Rezgui, dilaporkan mengonsumsi narkoba sebelum membantai puluhan korbannya di Hotel Imperial Mahraba, Sousse. Laporan itu beredar, usai jasad Rezgui selesai diautopsi. 

Laman Dailymail, Rabu, 1 Juli 2015, melansir jenis narkoba yang dikonsumsi merupakan narkoba kategori kelas A. Ada spekulasi yang menyebut pria berusia 23 tahun itu sedang teler akibat narkoba sehingga tak sanggup mengaktifkan alat detonator. 

Menurut seorang pria yang selamat dari tragedi mengerikan itu, Rezgui melepaskan tembakannya secara membabi buta sambil tertawa dan tersenyum. Seolah dia tak sadar tengah membantai turis dengan menggunakapan senjata penyerang AK-47 pada Jumat pekan lalu. 

"Di satu sisi, teroris terlihat tengah sibuk. Senjata diletakan di bahu, sementara dia mengeluarkan ponselnya dan mengabadikan jasad korban yang dia bunuh, lalu tertawa lagi," ungkap Paul Short yang melihat kejadian itu. 
AS: Serangan Teror di Tiga Negara Tak Saling Berkaitan

Anggota kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) memang diketahui kerap mengkonsumsi kokain untuk membuat mereka merasa tak terkalahkan di medan pertempuran. Hal tersebut didukung dengan informasi dari seorang sumber yang menyebut autopsi membuktikan para teroris menggunakan narkoba sebelum melakukan serangan itu. 
WNI Aman dari Serangan Teror di Kuwait, Prancis dan Tunisia

Jenis narkoba yang dikonsumsi adalah narkoba yang sama yang diberikan kepada orang-orang yang melakukan serangan teroris. Sehingga, mereka tak akan memahami apa yang tengah dilakukannya. 
Teroris Tunisia Pilih Korban untuk Dieksekusi

Kesaksian seorang pekerja di hotel itu, Houssem, turut menguatkan pendapat itu. 

"Dia terlihat tertawa saat melempaskan tembakan. Ketika dia selesai dan telah membunuh semua orang, dia tidak peduli, tidak juga untuk mencoba lari. Dia tersenyum dan bahagia," lata Houssem. 

Selain itu, dalam keterangan terpisah, Rezgui dilaporkan ikut membawa alat peledak. Polisi menemukan bom yang belum meledak di samping tubuhnya. Denatornya hanya berjarak beberapa inci.

Dalam foto yang diambil oleh polisi, terlihat jaket bom yang tergeletak di samping jenazah. Sebuah tas yang digunakan untuk membawa alat peledak dikalungkan di jasad Rezgui. 

Seorang rekan Rezgui di universitas, Wassim Bel-a-Del mengaku tahu dengan kelompok teroris mana Rezgui bekerja, 

"Itu merupakan kelompok teroris. Ada beberapa orang yang berangkat ke Suriah, lalu kembali dan menuntut ilmu di universitas yang sama. Ada juga yang berangkat ke Suriah dan tewas di sana," kata Bel-a-Del. 

Dia menambahkan, Rezgui merupakan bagian dari kelompok militan Jahbat al-Nusra. Tetapi, dia kemudian banting setir dan bergabung dengan ISIS, karena menyukai pola pikir dan pemahaman radikal mereka. Dia menyebut Rezgui sempat dilatih di sebuah kamp militan di Libya bersama kelompok teroris bernama Ansar al-Sharia.  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya