Sumber :
- REUTERS/Dimitris Michalakis
VIVA.co.id
- Pemimpin oposisi kubu konservatif Antonis Samaras, mengumumkan pengunduran dirinya setelah hasil referendum, memperlihatkan penolakan publik Yunani atas langkah pengetatan, yang dituntut Uni Eropa.
Dilansir dari
Channel News Asia
, Senin, 6 Juli 2015, Samaras telah mendapat desakan untuk mundur sejak Januari, setelah partainya kalah dalam pemilu, dari partai kiri Syriza pendukung PM Alexis Tsipras.
Baca Juga :
Bursa Saham Yunani Dibuka Kembali Hari Ini
Partai New Demokrasi menyerukan para pendukungnya untuk memilih "ya" dalam referendum, yang artinya menerima proposal dana talangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Tapi, hasil penghitungan suara sementara pada Minggu, 5 Juli, memperlihatkan 61 persen pemilih Yunani memilih "tidak," yang artinya membuat Yunani kini berada di ambang pintu keluar dari Uni Eropa. (art)
Halaman Selanjutnya
Partai New Demokrasi menyerukan para pendukungnya untuk memilih "ya" dalam referendum, yang artinya menerima proposal dana talangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).