Ilmu Hitam dan Pemilu Tanzania

Dukun Tanzania, Manyaunyau, yang mengklaim punya banyak klien politisi.
Sumber :
  • Al Jazeera/Hannah McNeish
VIVA.co.id
Merampok di Museum BI Demi Belajar Ilmu Hitam
- Untuk menjamin kesuksesan mereka, para politisi di Tanzania mengandalkan dukun, yang menggunakan organ tubuh manusia Albino dan kucing, diklaim sebagai sumber kekuatan spiritual.

Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR

Manyaunyau mengaku tidak tahu bagaimana dia memutuskan, kucing mana yang harus dipenggalnya. Dia menyebut keputusan itu dibuat oleh arwah, yang merasukinya saat pemenggalan kepala kucing.
Film Keajaiban Air Mata Wanita Sajikan Keajaban dan Kehangatan


Dikutip dari Al Jazeera , Rabu, 22 Juli 2015, Pusat Riset Pew yang berbasis di Amerika Serikat (AS), menemukan bahwa 93 persen masyarakat Tanzania yakin pada ilmu hitam, lewat penelitian pada 2010.

Persentase itu merupakan yang tertinggi di Afrika, benua yang sebagian masyarakatnya sudah sejak lama, percaya dan banyak mempraktikkan ilmu hitam. Tapi jumlahnya di Tanzania dianggap luar biasa.


Manyaunyau adalah julukan merujuk suara kucing, yang digunakan Jongo Salum setelah memutuskan berhenti menjadi nelayan dan sopir bus delapan tahun silam, menjadi dukun menggunakan kucing-kucing dari kakeknya.


"Orang memberikan nama ini, karena saya sahabat kucing," ujarnya. Kucing dikaitkan dengan nasib buruk di Tanzania, tapi sebagian yakin bisa mendapat kekuatan dengan memenggal dan meminum darah kucing.


Manyaunyau mengklaim rumahnya aat ini, adalah hadiah dari seorang menteri yang terpilih kembali, dengan dukungan ilmu hitam. "Dia sekarang memiliki posisi yang tinggi," katanya.




Dia mengaku membunuh tiga hingga empat kucing sebulan, dan hanya berhenti melakukannya saat bulan suci Ramadhan. "Pemilu adalah saat di mana kami para dukun sangat dihormati," ucapnya.


Manyaunyau tetap menawarkan jasanya, sekalipun kementerian dalam negeri Tanzania telah mengeluarkan peringatan, untuk pertama kalinya, melarang kandidat menggunakan ilmu hitam dalam kampanye.


Ada beberapa dukun seperti Manyaunyau, yang hanya berkonsentrasi pada kucing-kucing. Ilmu hitam di Tanzania bahkan dapat jauh lebih brutal, mengincar manusia dengan kondisi albino.


Ada satu dari 1.400 orang albino di Tanzania. Itu adalah persentase yang jauh lebih besar, dibandingkan satu di antara 20.000 orang di seluruh dunia. Mereka kerap menjadi korban penculikan di Tanzania.


Mereka dimutilasi untuk dijual organ tubuhnya pada para dukun, atau dijual hidup-hidup pada dukun, yang kemudian juga akan memutilasi dan membunuh mereka dalam ritual ilmu hitam.


Beberapa organ orang albino itu, akan dijual dengan harga mahal sebagai jimat. Para nelayan yakin rambun orang albino, bisa membuat ikan langsung melompat masuk ke jaring ikan.


Penambang percaya darah orang albino, bisa memberikan kemampuan mendeteksi metal, membantu mereka menemukan cadangan baru hasil tambang. Sementara politisi menggunakan tulang untuk memperkuat jabatan.




Menteri Dalam Negri Mathias Chikawe mengatakan, seorang dukun yang pernah ditangkap, menjual satu potongan tangan seharga $46.000 atau sekitar Rp615 juta.


"Politisi yakin untuk sukses menjadi anggota parlemen, bisa menggunakan organ tubuh albino, dan itu sangat tidak benar," kata Chikawe. Tapi benarkah pemerintah Tanzania, berusaha memperbaiki situasi?


Itu diragukan oleh Vicky Ntetema, jurnalis veteran yang melakukan penyamaran pada 2008, untuk menyelidiki jaringan ilmu hitam dan perdagangan organ tubuh albino.


Dia mengatakan pada negara di mana dua pertiga rakyatnya hidup dalam kemiskinan, hanya orang tertentu yang mampu membayar $75.000 untuk organ tubuh albino, atau $350.000 jika dalam keadaan hidup.


Mereka adalah orang-orang dengan kekuasaan. "Orang-orang kaya, terkenal. Orang dengan kekuatan politik dan ekonomi yang memiliki yang sebanyak itu," ujar Ntetema.


Fakta itu memperlihatkan, bagaimana praktik menyimpang dapat dihentikan, karena keterlibatan orang-orang yang berkuasa menentukan kebijakan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya