Puing MH370 Ditemukan, Keluarga Korban: Ini Belum Berakhir

Papan informasi penerbangan
Sumber :
  • REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files
VIVA.co.id
Tragedi MH370 dan Bebas Visa Malaysia untuk China
- Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, pagi ini mengumumkan melalui siaran televisi, yang hilang tahun 2014. Tetapi, keluarga korban masih belum puas dengan temuan fakta tersebut. 

MH370 Diperkirakan Terjun ke Laut dengan Kecepatan Tinggi
BBC edisi Kamis, 6 Agustus 2015 melansir pernyataan salah satu keluarga korban, Jacquita Gonzales, yang menyebut dengan adanya kepastian dari Pemerintah Negeri Jiran, bukan berarti semua masalah telah selesai. 

'Puing Pesawat' Terlihat di Pantai Timur Malaysia
"Ini belum berakhir. Kami dorong mereka untuk terus melanjutkan pencarian hingga mereka menemukan pesawat dan membawa pulang jasad suami saya," ujar Gonzales. 

Gonzales mengakui sudah berusaha mengikhlaskan suaminya yang bertugas sebagai salah satu kru pesawat MH370, Patrick Gomes. 

"Saya tahu, suami saya tidak lagi hidup di dunia ini. Tetapi, mereka tidak bisa begitu saja langsung membuat kesimpulan hanya dengan satu flaperon," Gonzales menambahkan. 

Biar bagaimana pun, dia masih berharap jasad suaminya bisa ditemukan, sehingga keluarga dapat memberikan pemakaman yang layak dan perpisahan. 

Sementara, keluarga Chandrika Sharma mengaku bingung dengan pengumuman yang disampaikan Malaysia. Sebab, isi pernyataan yang diumumkan Najib berbeda dengan pernyataan Jaksa Penuntut Prancis, Serge Mackowiak. 

Menurut Mackowiak, mereka belum sampai ke tahap kesimpulan. Tetapi, memang ada indikasi atau asumsi yang sangat kuat, flaperon sayap pesawat itu berasal dari pesawat jenis Boeing 777. Dia turut menambahkan, dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan adanya keterkaitan antara objek yang ditemukan di Pulau La Reunion dengan pesawat MH370. 

"Saya sedikit bingung, karena Perdana Menteri begitu yakin sementara Prancis tidak. Apa yang sebaiknya kami katakan. Saya pikir ada sebuah permainan di sana dan saya bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi, sehingga saya tidak tahu apa yang harus dipercayai," papar suami Chandrika, K.S Narendran yang dihubungi stasiun berita CNN

Chandrika turut menjadi penumpang dari pesawat nahas tersebut. Sejak burung besi itu dinyatakan hilang, Narendran kerap menanti jawaban. 

"Saya tidak mendengar fakta-fakta. Saya tidak mendengar alasan. Saya tak mendengar apa pun, sehingga saya bingung jika memang sudah ada kesimpulan. Semua orang sepertinya malah berlomba-lomba agar cepat sampai ke titik akhir," kata dia. 

Lain lagi dengan Sondra Wood. Putranya Philip ikut menumpang MH370 pada 8 Maret 2014. Menurutnya, pengumuman tersebut menjadi awal sebuah kepastian. 

"Kini, kami tahu dengan pasti, pesawat itu ada di samudera. Mungkin saja ini sebuah perjalanan atau kami tidak akan pernah menemukan pesawatnya. Tetapi, di titik ini, paling tidak, kami tak perlu lagi bertanya atau berharap dengan sia-sia bahwa mereka masih hidup," ujar Wood. 

Dia mengaku rindu terhadap putranya. Wood berkata, ada lubang di hatinya ketika Philip tak ada. Tetapi, sama seperti Narendran, anggota keluarga korban masih terus bertanya dan tidak memperoleh jawaban utuh. 

Anggota keluarga dari Tiongkok, Xu Jinghong memilih menolak untuk percaya pesawat telah jatuh. Ibunya ikut berada di dalam pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing itu. "Saya tidak percaya ini. Tidak!," kata Xu. 

Menurut CNN, sebelum mengumumkan kepada publik, maskapai Malaysia Airlines sudah mengabarkan kepada keluarga perihal penelitian puing flaperon di Prancis. Najib berharap melalui pengumuman tersebut, dapat memberikan kepastian kepada keluarga dari 239 penumpang dan kru MH370.  
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya