Thailand Bantah Teroris Internasional Terlibat Bom Bangkok

Foto korban tewas bom Bangkok
Sumber :
  • REUTERS/Olivia Harris
VIVA.co.id
- Juru bicara Pemerintah junta Thailand, Kolonel Winthai Suvaree, mengatakan aksi pengeboman hari Senin kemarin kecil kemungkinan merupakan ulah dari kelompok teroris internasional. Kesimpulan itu, kata Winthai diambil berdasarkan kesepakatan penyidik internasional. 

BBC edisi Kamis, 20 Agustus 2015, melansir otoritas berwenang tetap menetapkan tersangka utama merupakan orang asing. 

"Mereka juga tidak menyasar warga Tiongkok," ujar Winthai. 

Pernyataan itu diduga sengaja disampaikan Winthai untuk menyangkal tuduhan yang dialamatkan media tertentu, bahwa aksi tersebut dilakukan oleh etnis minorits Uighur dari Tiongkok. Mereka sakit hati dan ingin membalas dendam, karena pada bulan lalu Thailand memulangkan paksa ratusan etnis Uighur kembali ke Xinjiang, Tiongkok. 

Polisi mengatakan setidaknya 10 orang terlibat dalam serangan yang menewaskan 22 orang itu. 

Sementara, kebingungan mulai melanda otoritas berwenang di Thailand. Sebab, hingga saat ini belum ada satu pun kelompok yang mengklaim untuk bertanggung jawab. Para ahli pun bingung mencari dalang pengeboman. 

Untuk menuntaskan kasus tersebut, Thailand mengaku telah meminta bantuan kepada interpol. 

"Kami telah meminta bantuan kepada interpol hari ini," ujar Kepala Unit Interpol Thailand, Mayor Jenderal Apichart Suriboonya seperti dikutip stasiun berita Channel News Asia


Banyak pertanyaan

Selain itu, masih banyak pertanyaan yang tak terjawab dari kasus pengeboman tersebut. Menurut koresponden BBC di Thailand, otoritas yang terlibat dalam proses penyelidikan sering kali malah menyebabkan kebingungan. 
Tersangka Utama Pembom Bangkok Kabur ke Bangladesh

Fakta adanya kawah sepanjang dua meter akibat dari pengeboman malah langsung diperbaiki dalam waktu 24 jam. Tujuannya, agar tidak menimbulkan kekhawatiran publik ketika Kuil Erawan dibuka kembali pada Rabu kemarin. 
Polisi Berhasil Ungkap Informasi Baru Pemboman Bangkok

Sementara, di saat pada Jumat esok akan digelar upacara peringatan untuk mengenang korban, Perdana Menteri Prayut Chan-ocha justru memilih untuk absen. Dia menggunakan alasan keamanan sebagai tameng. 
DNA Terduga Pembom Bangkok Tak Cocok dengan Barang Bukti

"Saya tidak takut kematian, tetapi saya khawatir orang lain mungkin meninggal karena berada di dekat saya. Risiko berada di dekat saya kian tinggi dari hari ke hari," kata Prayut. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya