Proyek Perluasan Masjidil Haram Tetap Diselesaikan Bin Laden

Saat musibah crane jatuh di Masjidil Haram.
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVA.co.id - Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al-Mubarak, mengatakan perusahaan kontraktor Bin Laden akan tetap bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek perluasan Masjidil Haram di Mekkah.

Padahal sebelumnya, akibat kelalaian kontraktor itu, sebuah crane ambruk menimpa Masjidil Haram dan menewaskan 111 calon jemaah haji pada 11 September lalu. 

Demikian ungkap Mustafa, ketika memberikan keterangan pers di gedung kedutaaan, di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jumat 18 September 2015.

Pertanyaan mengenai kelanjutan kontraktor proyek itu muncul, karena Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz, menjatuhkan sanksi bagi kontraktor besar tersebut. Sanksi mulai dari pencekalan terhadap dewan direksi untuk keluar dari Saudi selama proses penyelidikan kasus, hingga ke pencabutan beberapa proyek besar di negara minyak itu. 

"Kami (Pemerintah Arab Saudi) akan tetap fokus untuk melanjutkan proyek perluasan ini, demi kedatangan para jemaah mendatang, sehingga kontraktor tetap harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek itu," kata Mustafa. 

KBRI Masih Telusuri WNI di Saudi Hilang atau Diculik
Masjidil Haram diprediksi akan rampung pada pertengahan 2016. Komplek itu akan diperluas hingga 440 ribu meter persegi dan sanggup menampung 2,2 juta jemaah haji sekaligus.

RI Mulai Proses Santunan Korban Ambruknya Crane di Saudi
Walau tetap dibiarkan menyelesaikan proyek, namun bukan berarti Bin Ladin tidak dihukum. Mustafa mengatakan, untuk proyek milik pemerintah yang belum ditender, tidak akan ditawarkan kepada Bin Laden. 

Jemaah Haji RI yang Tewas di Mina Bertambah Jadi 123 Orang
"Mereka juga tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan ke luar negeri selama proses pemeriksaan masih berlangsung," kata Mustafa. 

Kendati dianggap oleh pemerintah lalai, namun seorang insinyur yang bekerja di perusahaan itu membantah mereka telah bertindak ceroboh. Bahkan, insinyur itu membantah tidak ada kesalahan teknis dari peralatan yang mereka gunakan. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya