Perusahaan Singapura Dituding Dalang Pembakaran Lahan RI

Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id
- Pemerintah Singapura berulang kali mengajukan keluhan terhadap Indonesia akibat lambat dalam menanggulangi kabut asap, namun pada kenyataannya justru perusahaan asal Negeri Singa yang kini dituding sebagai salah satu pelaku pembakaran. Informasi itu disampaikan oleh pejabat berwenang Kementerian Lingkungan RI pada hari ini. 

Stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 22 September 2015 melansir pernyataan Direktur Tindakan Hukum Kementerian Lingkungan, Muhammad Yunus, yang menyebut lebih dari 200 perusahaan di bidang hutan dan perkebunan tengah diselidiki keterlibatannya. 

"Angka itu masih bisa terus bertambah," kata Yunus yang menyebut salah satunya merupakan perusahaan asal Singapura. 

Tetapi, dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai perusahaan asal Negeri Singa itu. Otoritas Indonesia sebelumnya telah mengambil tindakan terhadap empat perusahaan RI yang berkantor di Pulau Sumatera. Mereka diduga menjadi penyebab kebakaran sehingga mengakibatkan kabut asap hingga menyebar ke negeri tetangga. 
Menteri LHK Siapkan Memo Banding terhadap Sinar Mas

Keempat perusahaan itu yakni PT Tempirai PAM Resources dan PT Waringin Agro Jaya yang berlokasi di Sumatera Selatan. Izin kedua perusahaan itu disebut Kementerian Lingkungan telah dicabut. Pemerintah telah memerintahkan agar operasional perusahaan dihentikan.
Anggota DPR Minta Hakim di PN Palembang Baca Buku Lagi

Dua perusahaan lain yakni PT Hutani Solarestari dan PT Riau Langga Inti Hibrido yang berlokasi di Riau juga dikenai sanksi. 
Bebaskan Sinar Mas, Putusan Hakim PN Palembang Dipertanyakan

Keempat perusahaan itu bisa dikenai dakwaan. Sejauh ini, sudah ada 27 perusahaan yang tengah diselidiki karena dianggap melakukan pembakaran di lahan mereka. Sebanyak 140 orang tengah dimintai keterangan. 

Sementara, yang turun dalam beberapa hari di Riau membawa kelegaan tersendiri bagi warga. Menurut informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan kualitas udara dan jarak pandang telah membaik seiring dengan berkurangnya jumlah titik api. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya