- KBRI Damaskus
VIVA.co.id - KBRI Damaskus, Suriah, kembali memulangkan 23 orang tenaga kerja wanita (TKW) ke Indonesia secara langsung. Mereka dipulangkan melalui Bandara Internasional Damaskus.
“Para TKW yang dipulangkan tersebut, telah berhasil diperjuangkan dan diselesaikan segala permasalahan dan hak-haknya dengan majikan. Sebagian besar repatrian berasal dari Jawa Barat (15 orang) dan Banten (lima orang)," demikian pernyataan KBRI Damaskus dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Jumat 6 November 2015.
Sejak perang sipil di Suriah meletus pada 2011, KBRI Damaskus telah merepatriasi 12.871 WNI dari Suriah. Mereka dipulangkan secara bertahap dan sudah berjalan sebanyak 266 gelombang.
Sementara itu, di penampungan sementara Damaskus, masih terdapat 42 TKW lagi yang masih sedang diperjuangkan hak-haknya. Para TKW yang ingin pulang, juga masih terus berdatangan ke penampungan.
Pemulangan dikawal langsung oleh pejabat KBRI Damaskus, Rudy Syafrudin, untuk memastikan semua proses berlangsung lancar. Terutama, saat menghadapi pengecekan imigrasi di berbagai titik transit.
Setelah tiba di Jakarta, 23 TKW akan diserahterimakan ke Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kementerian Luar Negeri, serta BNP2TKI untuk diantar kepulangannya ke daerah masing-masing.
“Program repatriasi WNI dari Suriah belum selesai dan KBRI Damaskus masih terus mengupayakan repatriasi WNI dari berbagai wilayah di Suriah,” ujar Duta Besar RI di Damaskus, Djoko Harjanto.
Pejabat Protokol Konsuler sekaligus Pejabat Penerangan Sosial Budaya, AM Sidqi menambahkan, program repatriasi Suriah sudah memasuki tahun kelima, tetapi masih menghadapi masalah rutin.
Karena itu, kata dia, diperlukan penanganan yang lebih serius dan pembicaraan tingkat tinggi antara Indonesia dan Suriah.
"Maka dari itu, kami juga mengharapkan dukungan pemerintah daerah pada isu human trafficking ini, karena di daerah merupakan pintu pertama perdagangan manusia untuk dikirim ke negara konflik, seperti Suriah," ujar Sidqi. (asp)
Jet Rusia Jatuhkan Bom di Suriah, 10 Warga Terluka
Serangan ini diklaim oleh aktivis sebagai aksi balas dendam.
