Tiga Kelompok Militan Akui Dalangi Serangan Hotel di Mali

Korban teror Mali
Sumber :
  • REUTERS/Joe Penney

VIVA.co.id - Kepolisian Mali akan melakukan investigasi mendalam terkait kasus penyanderaan yang terjadi di sebuat hotel mewah di Bamako. Kelompok militan ISIS mengklaim berada dibalik drama penyanderaan tersebut. Selain ISIS, dua kelompok militan lain juga mengaku bertanggung jawab.

27 Korban Tewas di Hotel Mewah Mali Asal Empat Negara

Drama penyanderaan yang dilakukan kelompok ISIS di hotel Radisson Blue di Bamako, ibu kota Mali, pada Jumat pekan lalu adalah drama penyanderaan paling mematikan yang dilakukan kelompok tersebut di wilayah Afrika Barat. Setelah delapan jam penyanderaan, 170 tahanan berhasil dibebaskan. Namun, dua hari setelah serangan, identitas pelaku penyerangan sedikit demi sedikit diungkap oleh pihak keamanan.

Pada Minggu, 22 November 2015, kelompok militan Front Pembebasan Masina, yang sering dituding sebagai pelaku pada sejumlah serangan di sebelah tenggara Mali, menjadi kelompok ketiga yang mengaku bertanggung jawab atas aksi penyanderaan itu. Selain Masina, Al Mourabitoun dan al Qaeda di Islamic Maghreb (AQMI) juga mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

10 Warga Tiongkok Ikut Disandera di Hotel Mewah Mali

"Sejumlah petunjuk sedang ditelusuri, hotel yang menjadi lokasi penyanderaan juga sedang 'disisir' dengan sangat hati-hati," kata petugas keamanan yang tak bersedia disebutkan namanya seperti dilansir Reuters, Senin, 23 November 2015.

Biro intelijen Mali mengatakan, akibat serangan tersebut, 13 warga negara asing tewas, termasuk enam warga negara Rusia, tiga China, dua Belga, satu Amerika dan satu Senegal. Satu warga Israel juga diberitakan tewas. Namun sumber utama di Mali tak bisa memberikan konfirmasi.

Presiden Ibrahim Boubacar Keita mengatakan, kedua pria bersenjata yang terlibat dalam penyerangan tewas. Namun seorang saksi mata mengatakan, masih ada satu orang lagi penyerang.

KBRI Dakar Pastikan Tak Ada Korban WNI di Mali

Serangan berdarah di Bamako bisa dibilang sebagai sinyal terakhir yang menandakan tak amannya wilayah Afrika Barat. Kelompok militan yang memiliki jaringan ke al Qaida telah menduduki wilayah gurun tersebut sejak 2012. Namun mereka tercerai berai setelah Prancis melakukan operasi militer disana.

(mus)

Pasukan Prancis bertugas di Mali

Pangkalan PBB di Mali Diserang Roket Militan

Tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2015