Heboh, Organ Intim Palsu Dibuka Paksa Petugas Bandara

Penumpang melalui pemeriksaan keamanan di bandara JFk New York.
Sumber :
  • REUTERS/Eduardo Munoz

VIVA.co.id - Sungguh malang nasib seorang wanita berstatus transgender di Australia, ia dipaksa petugas bandar udara melepas organ intim prostetik (palsu) yang dilekatkan di bagian sensitif pada tubuhnya ketika alarm pendeteksi tubuh di bandara berbunyi saat ia melewatinya.

Kasus itu terungkap setelah wanita yang tak mau menyebutkan namanya itu mengadu ke Aliansi Kesehatan Nasional Australia (LGBT) agar komite senat melakukan penyelidikan atas ulah petugas keamanan bandara itu.

Dalam pernyataan resminya, LGBT menyatakan turut prihatin atas peristiwa tersebut. LGBT memberikan istilah dalam kasus itu 'Iklim Diskriminasi Meresap Penduduk di Bandara dan Keamanan Penerbangan'.

Seperti dikutip Dailymail, Sabtu, 9 Januari 2016, wanita itu menceritakan, perlakuan itu diterimanya pada tahun 2015 lalu. Saat itu menurutnya, petugas keamanan bandara meraba dan melepaskan organ intim buatannya.

"Saya menjelaskan kepada petugas di scanner, bahwa saya seorang transgender dan saya mengenakan kaki palsu. Ia (petugas) menjawab bahwa ia hanya perlu untuk mendapatkan bagian atas," ujar wanita itu.

Namun, apa yang terjadi, ia pun sontak terkejut ketika seorang kepala keamanan bandara membawa sepasang sarung tangan karet. Kepala keamanan itu seperti tampak gagah ingin mempertontonkan kekuasaan yang ia miliki di depan umum.

"Ketika saya bertanya padanya, untuk apa sarung tangan itu? Dia mengatakan kepada saya, bahwa itu untuk melakukan 'pencarian pribadi'. Ini (pemeriksaan), membuat saya merasa sangat tidak nyaman dan cemas, itu merendahkan dan tidak perlu," ujarnya.

Lalu, dua petugas keamanan membawanya ke sebuah ruangan kecil, di sana ia disuruh menandatangani formulir sebelum petugas 'meraba' tubuhnya.

Setelah itu, kepala keamanan yang sudah bersiap dengan sarung tangan yang terpasang, meraba bagian kemaluannya dan mengambil organ intim palsu miliknya, lalu meletakkannya di sebuah nampan.

"Setelah ia puas, ia berbalik dan membuka pintu bagi saya untuk masuk (bandara), prostetik saya masih tergeletak di nampan. Saya memintanya untuk menutup pintu, sehingga saya bisa memiliki privasi memasang kembali," ujarnya.

Ia mengungkapkan, saat tragedi, kepala keamanan itu seperti tidak menghargainya sebagai manusia dan memperlakukannya seperti seorang yang melakukan tindakan kriminal.

Praktik Jasa Pemalsuan Pelat Nomor Khusus 'ZZ' dan STNK Tarifnya Rp55-100 Juta
Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Rupiah Perkasa ke Rp 16.088 per Dolar AS Usai Rilis Data Inflasi RI

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah pada perdagangan Jumat, 3 Mei 2024. Rupiah melemah sebesar 97 poin, atau 0,60 persen ke Rp 16.088 per dolar as.

img_title
VIVA.co.id
3 Mei 2024