- www.eunavfor.eu
VIVA.co.id – Pembebasan anak buah kapal eks perompak Somalia yang disandera selama 4,5 tahun membawa kebahagiaan bagi keluarga korban.
Seperti tiga ABK asal Vietnam, yang pada Selasa lalu, telah kembali ke negaranya dan bertemu dengan sanak keluarga.
Saat tiba di Bandara Noi Bai, Hanoi, ketiganya tampak dalam kondisi kesehatan yang baik dan disambut oleh kerabat. Mereka akan melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit setempat.
Phan Xuan Linh, ayah dari ABK bernama Phan Xuan Phong, mengungkap kebahagiaan saat melihat anaknya yang hampir lima tahun tak ditemuinya itu, selamat dan sehat.
Ia mengaku bila anaknya hanya menelepon keluarga sebanyak tiga kali di tahun pertama penyanderaan untuk meminta bantuan.
"Setelah itu kami dengan Xuan Phong tidak pernah berkomunikasi lagi. Kami khawatir tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Perlakuan perompak sangat kejam. Kami hanya bisa berdoa dan pasrah. Sekarang kami sangat bahagia," kata Xuan Linh, seperti dikutip situs Daily Mail, Rabu, 26 Oktober 2016.
Total ABK yang diculik para bajak laut ini 26 orang. Mereka bekerja di kapal Naham 3 milik Taiwan yang dioperasikan oleh Oman.
Salah satu pembajak, Bile Husein, mengaku bahwa mereka telah menerima uang tebusan sebesar US$1,5 juta (sekitar Rp19,56 miliar). Namun, klaim tersebut belum dapat diketahui kebenarannya.
Perompak di lepas pantai Somalia menjadi ancaman serius bagi industri pelayaran global.
Sebelumnya, kejadian pembajakan sempat turun drastis ketika NATO, China dan India, mengirimkan angkatan laut untuk melakukan patroli perairan.
Mayoritas sandera yang ditahan perompak adalah pelaut dari kapal dagang.
Meski demikian, ada pula kasus di mana perompak tersebut menculik keluarga asal Eropa yang berlayar menggunakan kapal pesiar di sekitar perairan berbahaya.
Kisah Juang Aktivis Perempuan Somalia Gagal Diculik dan Dibunuh
Hanna Paranta alami upaya pembunuhan dan kini jadi target serangan online karena bantu perempuan yang dianiaya. Aktivis Somalia.
