- Reuters
VIVA.co.id – Kementerian Perdagangan Jepang telah memperkirakan biaya kompensasi yang disebabkan oleh kerusakan nuklir Fukushima pada 2011 akan membengkak dibanding dugaan awal. Pembengkakan diperkirakan mencapai dua kali lipat.
Berdasarkan data laporan Nikkei, seperti dilansir oleh Channel News Asia, Senin, 28 November 2016, Kementerian Perdagangan menghitung di tahun 2013, dana sejumlah 11 triliun yen dibagikan untuk kompensasi sejumlah 5,4 triliun yen, 2,5 triliun yen untuk dekontaminasi, 1,1 triliun yen untuk fasilitas penyimpanan sementara tanah yang terkontaminasi, dan 2 triliun yen untuk penonaktifan.
Tapi berdasarkan perkiraan terakhir, biaya kompensasi akan dinaikkan sampai 8 triliun yen dan biaya dekontaminasi mencapai 4-5 triliun yen. Biaya untuk fasilitas penyimpanan, sementara tetap stabil dan biaya penonaktifan akan naik beberapa triliun yen. Kenaikan biaya ini akan diteruskan dalam bentuk pembayaran listrik.
Nikkei mengutip beberapa sumber yang tak ingin disebutkan namanya, namun terlibat secara intens dengan masalah tersebut karena Kementerian tidak bisa memberikan tanggapan segera.
Pada tanggal 11 Maret 2011, gempa besar berskala 9 Richter mengguncang Jepang. Gempa ini menyebabkan terjadinya tiga gelombang tsunami yang memporak porandakan pabrik Fukushima-Daiichi. Tsunami itu juga menyebabkan krisis nuklir terburuk sejak bencan nuklir Chernobyl, seperempat abad yang lampau.
Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri akan berdiskusi dengan Menteri Keuangan tentang kemungkinan ekspansi dari program pinjaman bebas bunga sejumlah 9 triliun yen untuk mendukung keuangan pabrik Fukushima Tokyo Electric Power Co., kata laporan itu.
Biaya pengganti kerusakan pembangkit nuklir Fukushima-Daiichi, Tokyo Electric Power, akan naik menjadi beberapa miliar dolar per tahun. Saat ini jumlahnya kurang dari US $ 800 juta per tahun. Surat kabar Mainichi melaporkan pada Oktober bahwa utilitas lobi Jepang mengharapkan upaya pembersihan dan biaya kompensasi bencana Fukushima bisa melebihi perkiraan sebelumnya, yaitu 8,1 triliun yen.
(ren)
