Presiden Trump Didesak Kutuk Bom Teror atas Masjid di AS

Presiden AS, Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Barria

VIVA.co.id – Pemimpin sebuah masjid di Minnesota, Amerika Serikat, yang menjadi sasaran serangan bom, meminta Presiden Donald Trump untuk mengutuk insiden tersebut sebagai sebuah tindakan terorisme.

Remaja Tikam 2 Pendeta Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Terorisme

Direktur Islamic Center Dar Al-Farooq, Mohamed Omar, mendesak Presiden Amerika untuk mengakui serangan tersebut, yang terjadi tepat sebelum shalat subuh pada hari Sabtu lalu di Bloomington.

Gubernur Mark Dayton menyebut pemboman tersebut sebagai tindakan terorisme, sementara Trump belum membuat pernyataan publik mengenai insiden tersebut.

Kemarin Gamblang, Kini Rusia Secara Resmi Salahkan Ukraina atas Serangan Terorisme di Moskow

Petugas berwenang mengatakan, saksi melihat seseorang melempar sesuatu dari sebuah truk atau van, sebelum ledakan terjadi dan kabur dari tempat kejadian. FBI meyakini itu adalah alat peledak rakitan.

Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut, namun ledakan tersebut mengancurkan kantor imam di seberang lorong dari ruang ibadah.

Kremlin: Presiden Vladimir Putin Rasakan Kesedihan Mendalam Atas Aksi Terorisme di Moskow

"Kami mengundang presiden untuk datang dan melihat apa yang terjadi. Dia adalah presiden negara ini, dan ini terjadi pada kita. Dia harus datang ke sini dan setidaknya mengungkapkan perasaannya dan mengatakan ini buruk," ujar Omar, seperti dikutip Independent, Selasa 8 Agustus 2017.

Direktur Masyarakat Muslim Amerika Minnesota, Asad Zaman, juga mendesak Trump untuk memperhatikan serangan tersebut.

"Kami bertanya-tanya mengapa Presiden Trump belum menge-tweet tentang ini. Padahal dia biasanya selalu berbicara tentang masalah keamanan dan teror," ujarnya.

Omar mengatakan bahwa masjid tersebut tidak memiliki kamera keamanan yang terpasang di luar gedung, karena masyarakat yang sebagian besar terdiri dari imigran Somalia, tidak dapat membelinya.

Dia juga mengatakan bahwa masjid itu tidak menerima ancaman teror sebelumnya maupun adanya klaim pertanggungjawaban dari pihak manapun. Pihak kepolisian juga belum mengumumkan penangkapan atau mencurigai pelaku mana pun. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya