Kepala Rumah Tahanan Salemba:

Wajar Ada Transaksi Narkoba di Penjara

VIVAnews - Terbongkarnya sindikat narkoba yang dikendalikan dari rumah tahanan Salemba ditanggapi dingin pejabat setempat. Kepala Rumah Tahanan Salemba Toga Effendi menganggapnya wajar.

"Nggak aneh kalau di rumah tahanan ada transaksi (narkoba)," kata Toga saat ditemui VIVAnews di kantornya, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis 25 September 2008.

Menurutnya banyak faktor yang dapat memicu transaksi narkoba di rumah tahanan. Tidak adanya larangan menggunakan telepon genggam di dalam penjara menjadi salah satu pemicunya.

Toga mengakui lemahnya pengawasan komunikasi yang dilakukan para narapidana di rumah tahanan Salemba dengan orang luar. Tidak adanya alat sadap dan pengawasan manual semakin melancarkan aksi para narapidana kasus narkoba melanggengkan bisnis terlarang dari balik penjara.

Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjut Toga, minimnya aktivitas di penjara memberi kesempatan kepada para narapidana untuk memikirkan kelicikan-kelicikan. "Duduk manis selama bertahun-tahun, apa yang akan dia lakukan? Dia pasti akan terus berjualan. Toh, diluar juga namanya dia sudah rusak," kata Toga.

Meski kecolongan, Toga mengaku sudah melakukan operasi rutin sesuai prosedur. Pengawasan dengan metode manual dilakukan terhadap para pengunjung dan narapidana. Hal ini lebih diupayakan untuk mengantisipasi penyelundupan narkoba di rumah tahanan.

"Ada peredaran karena ada pengguna. Di rumah tahanan juga banyak pengguna. Kalau transaksinya di dalam, melibatkan penghuni atau petugas, pasti kita tangkap," kata Toga.

Polisi membongkar sindikat narkoba yang dikendalikan dari LP Salemba. Sindikat ini ditangkap dengan barang bukti 22 ribu ekstasi senilai Rp 4,4 miliar. Kedua orang anggota sindikat  itu adalah dua narapidana rumah tahanan Salemba, yakni A Siong dan Mirke warga Negara Nigeria. 

Mirke adalah warga negara Nigeria yang ditahan di rumah tahanan Salemba atas kasus narkoba. Sedangkan, A Siong merupakan tangan kanan Mirke yang bertugas menyalurkan ekstasi ke luar sel.

Allegri Angkat Bicara soal Dusan Vlahovic yang Kesal karena Diganti
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Bintoro di TKP Polisi Bunuh Diri

Sebelum Bunuh Diri, Brigadir RAT Izin Kunjungi Kerabat di Jakarta Sejak 10 Maret

Seorang anggota Polresta Manado bernama Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) ditemukan tewas bunuh diri di dalam mobil Alphard dengan menembakan senpi ke kepalanya.

img_title
VIVA.co.id
28 April 2024