Warganya Tewas Diamuk di Papua, Ormas Sulawesi Demo

Aliansi masyarakat Sulawesi Barat demo minta Pemerintah Papua melindungi perantau, Jumat (28/2/2020).
Sumber :
  • vivanews/Irfan

VIVA – Aliansi Masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar unjuk rasa di Kota Mamuju dan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 28 Februari 2020.

Rampung Lebih Cepat, Gedung DPRD Gunungkidul yang Habiskan Rp36 M Bisa Dipakai Bulan Juli

Aksi itu menyikapi kematian Yus Yunus (25), warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, yang tewas diamuk massa secara biadab di Papua pada Minggu, 23 Februari lalu.

Dalam tuntutannya di halaman kantor DPRD Sulbar, Wahyu Abdu Mualif selaku koordinator lapangan, mendesak Kapolri Jenderal Idham Azis agar mengusut tuntas kasus pembunuhan yang terjadi di Kabupaten Nabire, Papua, itu.

DKPP Ungkap Laporan Pelanggaran Pemilu 2024 Terbanyak dari Provinsi Papua

"Kami juga meminta kepada Kapolda Sulbar agar menyampaikan komitmen kepada masyarakat Sulbar terhadap upaya penyelesaian dari kasus itu," ujar Wahyu.

Aliansi Masyarakat Sulbar juga meminta kepada Kapolri agar menjatuhkan sanksi kepada sejumlah oknum anggota polisi yang melakukan pembiaraan saat Yus Yunus dianiaya hingga tewas di lokasi kejadian.

2 Juta Hektare Lahan di Merauke Bakal Jadi Kebun Tebu, Bahlil: Masa Impor Gula Terus

"Kami juga meminta kepada DPRD Sulbar secara kelembagaan untuk menyurati Pemprov Papua agar perantau atau warga asal Sulbar yang ada di Papua dijaga keamanan dan keselamatannya," kata Wahyu.

Sampai sekarang belum ada kepastian hukum yang disampaikan Kepolisian Papua mengenai pelaku yang secara sadis dan biadab menghabisi nyawa Yus Yunus.

Yus Yunus tewas diamuk massa di Jalan Trans Papua lantaran dikira sebagai penabrak seekor babi bersama dengan seorang pengendara motor.

Seperti di dalam video yang viral, korban berkali-kali dipukuli benda tumpul pada bagian kepala hingga terkulai lemas dan meninggal di depan sejumlah anggota polisi yang ada di lokasi kejadian.

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw sendiri sudah membantah anggotanya melakukan pembiaran. Ia bilang, petugas di lapangan sudah benar melakukan prosedur perlindungan terhadap korban.

Namun, ia menekankan kelompok yang beringas itu seperti seolah main hakim sendiri tanpa mengetahui peristiwa sesungguhnya.

“Harus ditekankan yang seharusnya tidak boleh dilakukan adalah main hakim sendiri oleh sekelompok orang di mana kejadian tersebut sudah ditangani oleh anggota kami di lapangan, bukan malah menyalahkan aparat,” tutur Paulus. Baca selengkapnya Sopir Truk Tewas Dianiaya Massa, Kapolda Papua Bentuk Tim Khusus

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya