3 Polisi Tumbang Dilempar Batu Massa Demo Ricuh Tolak Militerisme di Papua
- VIVA.co.id/Aman Hasibuan (Papua)
Papua – Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Front Mahasiswa dan Rakyat Papua Anti Militerisme (FMRPAM) Selasa, 2 Maret 2024, kemarin di Kota Jayapura diwarnai dengan aksi pelemparan batu. Padahal sebelumnya mereka menyatakan aksi demo damai, namun dinodai dengan pelemparan batu oleh massa aksi dan terjadi di dua titik yakni di Perumnas III Waena dan pertigaan Kampus USTJ Padang Bulan.
Hal tersebut diungkapkan Kabag Ops Polresta Jayapura Kota Kompol M.B.Y Hanafi,selaku Pengendali Personel yang melakukan pengamanan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa malam.
Kabag Ops menerangkan, awalnya massa aksi yang tergelar di Perumnas III Waena dan Pertigaan USTJ memaksakan diri untuk menuju ke Kantor DPRP Papua, namun karena dikhawatirkan akan mengganggu ketertiban umum personel yang melaksanakan pengamanan menghalangi kelompok massa tersebut.
"Massa aksi memaksakan untuk bergeser ke Kantor DPRP Papua namun karena dikhawatirkan mengganggu kelancaran ketertiban umum maka kami halangi dan menawarkan untuk memfasilitasi beberapa perwakilan saja yang dikawal ke tempat tujuan massa aksi," ungkap Kabag Ops, Rabu 3 April 2024.
Lanjut dia, sempat terjadi perselisihan dan perdebatan di dua titik tersebut, kemudian terjadi pelemparan batu oleh sebagian massa aksi. "Sesuai SOP, kami ambil tindakan tegas dan terukur dengan membubarkan massa aksi menggunakan flashball atau gas air mata," tambahnya.
"Akibat dari pelemparan batu oleh massa aksi, di titik yang di pertigaan Kampus USTJ anggota dalmas kami 3 personel harus menjadi korban lemparan batu, bahkan salah satu diantarnya alami luka di bagian wajahnya tepatnya di bagian hidung sebelah kiri dan harus mendapatkan penanganan medis," kata Kabag Ops.
Akibat dari pembubaran massa aksi, salah satu massa dari kelompok aksi juga alami luka akibat berdesakan saat dibubarkan menggunakan gas air mata oleh petugas. "Kami pihak Kepolisian memohon maaf atas kejadian tersebut, namun semua yang terjadinya tentunya tidak akan ada asap bila tak ada api," ujar Kabag Ops.
Kompol Hanafi juga menyayangkan hingga harus jatuh korban, padahal diawal kegiatan koordinasi maupun komunikasi berjalan dengan baik, adanya etikad baik dari pihak massa aksi maupun personel yang lakukan pengamanan.
"Kemungkinan ada yang menyusupi dan bertujuan untuk jadi pemicu terjadinya pembubaran massa aksi secara paksa oleh petugas. Namun alhamdulilah puji tuhan semua masih bisa dikendalikan dan dikondisikan sehingga situasi massa aksi dapat berjalan aman dan lancar di satu titik di Gapura Uncen bawah hingga selesai pembacaan dan penyerahan permyataan sikap oleh koordinator massa aksi dan diterima langsung oleh Ketua Tim Pemantau Aktifitas HAM dan Penyuluhan Komnas HAM RI Perwakilan Papua Melchior S. Weruin, S.H dan Anggota Komisi I DPRP Papua Jhon Nassion Gobay.