Bocah Ingusan Pelaku Begal di Depok Mengaku Kurang Kasih Sayang
- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Polisi Depok berhasil meringkus kawanan begal atau geng motor yang belakangan membuat resah. Ada 11 tersangka yang telah berhasil dibekuk pasukan Tri Brata itu dalam sebulan terakhir.
Mereka mayoritas masih di bawah umur, bahkan masih berstatus pelajar. Lalu apa motif di balik aksi brutal sejumlah remaja ingusan itu? Dari hasil penyelidikan terungkap, mereka rata-rata mempunyai masalah keluarga.
Di antara mereka mengaku telah lama tidak lagi mendapat perhatian orangtua lantaran hidup terpisah. Faktor pemicu lainnya adalah lingkungan dan pergaulan. “Jadi mereka ini memang ada yang berlatar belakang masalah keluarga, ya broken home. Kemudian ada juga yang sekadar mencari jati diri dan ikut-ikutan teman,” kata Kapolsek Beji, Komisaris Yenni Sihombing kepada wartawan, Jumat 8 Maret 2019
Biasanya, uang hasil kejahatan akan digunakan para pelaku untuk bersenang-senang. “Iya, jadi mereka ini biasanya kalau dapat barang curian hasil rampasan, uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, buat jajan dan beli minuman keras. Rata-rata mengaku cuma ikut-ikutan,” jelas Yenni
Meski masih belia, namun aksi yang dilakukan kawanan ini terbilang cukup sadis lantaran tak segan-segan melukai korbannya dengan senjata tajam. Biasanya, barang yang jadi incaran adalah handphone karena mudah di jual. Menurut hasil penyelidikan, hal itu dilakukan karena di bawah pengaruh minuman beralkohol.
“Mereka kalau sudah mabuk mungkin merasa nyalinya jadi lebih berani. Inilah bahayanya mengkonsumsi minuman keras, bisa membuat seseorang lepas kendali karena mabuk. Untuk itu kami pun semakin gencar melakukan razia minuman keras,” kata Kasubag Humas Polresta Depok.
Sederet kasus yang berhasil diungkap Polresta Depok
Rabu malam, 20 Februari 2019, FS (17 tahun), Fr (15 tahun) dan R (16 tahun), diringkus di tempat persembunyian masing-masing di kawasan Kelapa Dua, Depok. Dari hasil penyelidikan terungkap mereka telah beraksi lebih dari tiga kali di kawasan Sukmajaya dan sekitarnya.
Kemudian, Tim Buser Polsek Cimanggis berhasil meringkus kawanan serupa yang juga kerap melakukan aksi begal di wilayah Depok. Para pelakunya yakni SR (18 tahun), In alias Cumi (21 tahun) dan IC alias Gendon (18 tahun). Mereka dibekuk di tempat persembunyiannya, di dekat pintu Tol Cimanggis pada Jumat dinihari, 1 Maret 2019.
Selang beberapa hari kemudian, polisi meringkus komplotan dengan modus sama yakni begal menggunakan senjata tajam. Mereka adalah S (22 tahun), Y (20 tahun), dan Rz yang ternyata baru berusia 15 tahun. Ketiganya diringkus Tim Buser di kawasan Harjamukti, Depok, pada Senin dini hari, 4 Maret 2019.
Dari hasil penyelidikan terungkap, ketiga pelaku memiliki perannya masing-masing. S berperan sebagai eksekutor sedangkan Y dan Rz bertugas sebagai joki motor. Polisi juga menyebut, ada satu lagi pelaku yang bertindak sebagai eksekutor dalam kelompok ini, namun yang bersangkutan masih dalam tahap pengejaran dan telah masuk dalam Daftar Pecarian Orang alias DPO. Ia diketahui berinisial R.
Pada petugas, S yang berperan sebagai algojo dalam kelompok ini mengaku nekat melakukan aksinya lantaran terdesak kebutuhan ekonomi. Selain motor, kawanan ini biasa menyasar telepon genggam atau handphone.
“Saya dulu kerja jadi tukang parkir. Butuh uang untuk sehari -hari menghidupi anak saya yang masih berusia 6 bulan. Dalam semalem dapet 3 HP, dijual 2 juta rupiah. Saya dapet 700 ribu,” katanya
Sedangkan Rz, pelaku yang paling kecil dalam kelompok ini mengaku, dirinya hanya ikut-ikutan karena diajak oleh para pelaku lainnya yang merupakan teman satu tongkrongan. “Kalau ada hasil dikasih Rp 200 ribu. Duitnya buat jajan,” tuturnya dengan nada memelas
Selanjutnya, Buser kembali meringkus kawanan begal yang juga kerap membuat resah di Kota Depok. Mereka masing-masing berinisial ASDP alias Pandu (15 tahun) dan FL (15 tahun). Meski terbilang anak baru gede atau ABG, namun aksi keduanya telah membuat resah. Tak tanggung-tanggung, polisi menyebut, kedua bandit ingusan ini telah melancarkan aksinya di sembilan lokasi berbeda, di wilayah Depok dan perbatasan Jakarta Selatan.
Sasarannya pun sama dengan para pelaku sebelumnya, yakni handphone (Hp). Kepala Satuan Reskrim Polresta Depok, Komisaris Deddy Kurniawan mengungkapkan, keduanya diringkus di dua tempat berbeda pada Jumat dini hari, 8 Maret 2019.
“ASDP tertangkap di wilayah Tanah Baru, Beji, sedangkan yang satunya lagi, FL, kami amankan di kawasan Pitara, Kecamatan Pancoran Mas,” katanya
Keduanya jalani peran berbeda. Pandu bertindak sebagai eksekutor sedangkan FL sebagai joki motor. “Adapun modus dari kelompok ini adalah meminta Hp dengan cara kekerasan. Biasanya mereka melengkapi diri dengan celurit,” jelas Deddy
Salah satu korbannya, lanjut Deddy, adalah Suparman, seorang sopir angkot yang mengalami dua luka sabetan di bagian lengan kiri saat sedang berada di kawasan Jalan Saidan, Beji, Depok pada Selasa dini hari, 19 Februari 2019. Dalam kasus itu, tersangka ASDP bersama FL berupaya merampas ponsel, namun gagal lantaran korban melawan dan berteriak minta tolong.
“Jadi sasaran mereka ini rata-rata adalah orang yang sedang berjalan sendiri di tempat sepi dan biasanya mereka beraksi di malam hari,” katanya di dampingi Kapolsek Beji, Komisaris Yenni Sihombing
Salah satu tersangka, yakni ASDP alias Pandu mengaku, telah melakukan aksinya di sembilan lokasi berbeda. Dan diduga, ada pelaku lain dalam kasus itu berinisial D, yang kini telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang alias DPO.
Kini, guna mempertanggung jawabkan perbuatannya, para pelaku bakal dijerat pasal 53 junto 365 tentang tindak pidana pencurian dengan kekerasan atau penganiayaan dengan ancaman sembilan tahun penjara. (ren)