Anies Ungkap Rasio Positif Corona Jakarta Sudah di Atas Batas Aman WHO

Warga berolahraga pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jalan Inspeksi BKT, Jakarta, Minggu (12/7/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Kondisi penyebaran virus corona (COVID-19) di DKI Jakarta masih mengkhawatirkan sehingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi terpaksa diperpanjang lagi hingga 30 Juli 2020. Itu tergambar dari naiknya positivity rate atau rasio positif selama sepekan terakhir.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, mengatakan positivity rate di wilayah ibu kota pada pekan terakhir ini meningkat signifikan hingga di atas batas aman yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah lima persen.

Anies menyebutkan, sebenarnya selama lima pekan terakhir setelah diberlakukannya PSBB masa transisi, positivity rate mingguan di Jakarta berturut-turut sudah di bawah lima persen. Pada pekan pertama 4,4 persen, pekan kedua 3,1 persen, pekan ketiga 3,7 persen, pekan keempat 3,9 persen, dan pekan kelima 4,8 persen, dan pekan keenam 5,9 persen.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Tapi seminggu terakhir kita naik di atas lima persen, artinya kita harus lebih waspada. Meski begitu angka ini masih di bawah rata-rata nasional, yaitu di sekitar 12 persen, tapi tren ini naik di atas ambang rekomendasi WHO," kata dia, Kamis, 16 Juli 2020.

Baca juga: Update Corona Jakarta 16 Juli: 15.477 Positif, 721 Meninggal

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Seiring dengan meningkatnya positivity rate atau persentase kasus positif dibanding total kasus yang diperiksa, Anies mengatakan, selama enam pekan berturut-turut angka tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di Jakarta juga semakin meningkat, lebih tinggi dari ketentuan WHO.

Antara tanggal 4-10 Juni 2020, dikatakannya sudah 1.991 orang per sejuta penduduk yang di tes. Pada 11-17 Juni 2554 orang, 18-24 Juni 2.806 orang, 25-1 juli 2.920 orang, 2-8 Juli ada 3.194 orang dan 9-12 Juli menjadi 3.610 orang.

"Ketentuan WHO 1.000 testing per sejuta penduduk, maka Jakarta dengan jumlah penduduk 11 juta, minimal Jakarta harus dilakukan 11 ribu testing dan kita sudah di atas 3,6 kali lipat. Jadi secara total sampai dengan 15 Juli ini Jakarta sudah tes PCR kepada 299.439 orang bukan spesimen," papar gubernur. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya