Sejak Pandemi COVID-19, Angka Kebakaran di Jakarta Barat Turun

Ilustrasi kebakaran.
Sumber :
  • Andrew Tito/VIVA.

VIVA – Peristiwa kebakaran di Ibu Kota Jakarta, kerap kali terjadi. Termasuk di Jakarta Barat. Pada 2019 saja, sejak Januari hingga Oktober terjadi 348 kasus kebakaran.

Kapal KM Bukit Raya Terbakar, Ribuan Calon Penumpang Gagal Berangkat ke Surabaya

Namun pada tahun 2020, bersamaan dengan pandemi COVID-19, peristiwa kebakaran justru terjadi penurunan. Dari Januari hingga Oktober 2020, tercatat 281 kasus kebakaran.

Kasie Ops Damkar Jakarta Barat, Eko Sumarno mengatakan, angka tersebut menurun dibanding perhitungan periode yang sama pada tahun 2019.

KM Bukit Raya Terbakar di Muara Sungai Kapuas, Penumpang Panik Berjibaku Padamkan Api

"Tahun 2019 dari Januari sampai Oktober ada 348 kasus kebakaran. Artinya ada penurunan 67 kasus dibanding tahun lalu," ujar Eko dikonfirmasi, Kamis 5 November 2020.

Baca juga: Rencana Sertifikasi Tanah Monas Terus Dipantau KPK

Mobil Sedan Ludes Hangus Terbakar di SPBU Ngadirojo Wonogiri, Polisi Langsung Olah TKP

Pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat lebih banyak di rumah, menjadi salah satu faktor yang besar dalam mempengaruhi terhadap menurunnya jumlah kebakaran. Sebab keberadaan masyarakat di rumah, membuat mereka lebih gampang mengontrol keadaan rumah.

Eko menjelaskan dari 281 kebakaran di Jakarta Barat di sepanjang 2020 ini, kasus kebakaran terbanyak terjadi pada bulan Juli yakni sebanyak 42 kasus. Kemudian pada bulan Juni dan Agustus yang sebanyak 39 kasus.

"Sedangkan untuk wilayah yang paling banyak kebakaran ada di wilayah Cengkareng dengan 49 kasus. Disusul Kalideres ada 46 kasus dan Kembangan ada 45 kasus kebakaran," ujarnya.

Objek kebakaran yang terjadi di Jakarta Barat didominasi oleh kebakaran permukiman padat yakni terdata 87 kasus. Sedangkan untuk penyebabnya, mayoritas karena korsleting listrik sebanyak 168 kasus, disusul karena kompor maupun rokok.

Dari total 281 kasus tersebut, Eko menuturkan, musibah kebakaran di Jakarta Barat merenggut dua jiwa dan ada melukai 13 korban. Untuk perkiraan kerugian dari musibah tersebut mencapai Rp46,32 miliar.

Eko mengatakan pihaknya terus menyosialisasikan tentang bahaya dan cara pencegahan kebakaran kepada masyarakat. Tiap harinya anggotanya ada yang berkeliling, baik ke permukiman, perkantoran maupun komunitas untuk menyosialisasikan tentang bahaya kebakaran.

Selain itu, sejak awal pandemi pada Maret 2020 hingga saat ini petugas Damkar berkeliling ke sejumlah titik untuk menyemprot disinfektan sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.

Di Jakarta Barat, hingga akhir Oktober 2020 sudah ada sebanyak 2.755 titik yang jadi lokasi penyemprotan disinfektan.

Baca juga: Merapi Siaga, Sri Sultan HBX: Masyarakat Sudah Hafal Tak Perlu Panik

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya