Berkemah di Curug Putri Pelangi, Pengelola Perketat Prokes 5M

Curug Putri Pelangi, di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jabar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)

VIVA – Berlibur ke wisata alam terbuka menjadi salah satu pilihan di masa pandemi. Di antara tempat wisata tersebut adalah air terjun di kaki Gunung Salak, Curug Putri Pelangi, di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Bank Sumut Promosikan Pariwisata Danau Toba Melalui Pertemuan BPD se-Indonesia

Nama Curug Putri Pelangi belum santer terdengar di kalangan traveler alam. Nama curug ini disematkan sejak 2013 oleh Anwar Kurniawan, seorang warga yang bertani di gunung tersebut. Pada awalnya masyarakat Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk mengenal curug itu bernama Curuq Banban atau Curug Palasari.

Berada di tengah hutan Gunung Salak, pemandangan di lokasi ini sungguh menakjubkan mata. Udara yang sejuk membuat para wisatawan yang datang ke sini betah berlama-lama. Untuk menuju ke lokasi curug, pengunjung kini bisa membawa kendaraan hingga ke dekat air terjun.

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Di pintu loket, pengunjung akan dijamu ramahnya pemandu wisata. Dari pintu loket pengunjung akan berjalan kaki menyusuri perkebunan sejauh dua kilometer.

Begitu tiba semburan air terjun yang terbawa angin langsung membasuh wajah. Saat berendam, jernihnya air dikelilingi bebatuan alam langsung menyegarkan tubuh yang lelah berhari-hari bekerja. Tak perlu mahal, cukup merogoh kocek Rp20 ribu, para penikmat keindahan alam bisa seharian berada di sana.

Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka

“Pengunjung bisa menikmati suasana Curug Putri Pelangi dan yang ingin berkemah hanya membayar Rp30 ribu. Mereka yang sudah pernah menginap di sini bilang kalau sunrise pagi hari di sini indah. Suasana malamnya juga melihat pemandangan kota Bogor,” kata pemandu  Area Curug Pelangi, Epi Indahsari, Selasa, 15 Juni 2021.

Di area air terjun, pengunjung bisa berkemah dengan membawa tenda atau di saung yang disediakan warga. Namun jika menginap di sini, pengunjung harus tetap berhati-hati karena masih ada hewan liar seperti monyet, ular, babi hingga kucing hutan.

Untuk camping ground, kata Epi, baru dibuka sejak 2019 lalu. Selain camping ground, di area lokasi ini dijadikan sebagai argowisata pertanian. Berbagai tanaman sayur dan buah seperti jambu biji, jagung, dan masih banyak lagi. Epi berharap dengan adanya lokasi Curug Putri Pelangi dapat meningkatkan pariwisata alam di Kabupaten Bogor.

Masa New Normal 

Sekretaris Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, Alhamda Risqi Aris menjelaskan sebelum dijadikan lokasi wisata, curug ini masih asri dan belum terjamah para pendaki. Dibukanya Curug Putri Pelangi diharapkan mampu mendorong perekonomian warga di tengah pandemi.

"Curug Putri pelangi ke depan bisa menjadi salah satu tempat wisata yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Selain curug, pengunjung juga akan dimanjakan dengan berbagai fasilitas, seperti camping ground, wisata petik buah, dan taman kelinci," ujarnya. 

Dia menambahkan, "Pemerintah desa dan pihak pengelola terus berkolaborasi dalam upaya menjadikan Curug Putri Pelangi sebagai ikon wisata Kabupaten Bogor."

Meski sempat terdampak penurunan wisatawan akibat pandemi COVID-19, lanjut Aris, di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) wisata menjadi sektor yang didorong agar mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Hambatan dan kendala kita saat ini adalah situasi pandemi COVID-19 alhasil jumlah pengunjung yang kita harapkan sebagai ujung tombak promosi kita kian menurun. Namun hal tersebut bukan menjadi masalah mengingat wisata alam kian menjadi pilihan masyarakat, sehingga kita tetap optimis Curug Putri Pelangi akan tetap menjadi primadona," katanya.

Aris mengatakan, sebagai langkah pencegahan penularan COVID-19, petugas memantau wisatawan untuk melakukan pengawasan protokol kesehatan 5M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, serta Membatasi mobilisasi dan interaksi). 

"Sebelum masuk wisatawan dimintai KTP, jika ada yang terpapar COVID-19 akan dapat melacak wisatawan melalui penelusuran kontak. Dan didampingi Satgas petugas Puskesmas," katanya.

#pakaimasker
#jagajarakhindarikerumunan
#cucitanganpakaisabun
#ingatpesanibu
#satgascovid19
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya