Kasus Cucu Jadi Jaminan, Ketua RT: Keluarga Nenek Mardiyah Kerap Utang

Ketua RT di tempat nenek Mardiyah, di Bogor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Muhammad AR (Bogor)

VIVA – Polresta Bogor Kota telah menetapkan Nurhalimah, pedagang pasar yang meminjamkan uangnya ke nenek Mardiyah dan suaminya Yanto, sebagai tersangka. Nurhalimah dijerat Pasal 88 UU Perlindungan Anak dan Pasal 330 KUHP tentang mengambil alih anak secara hukum.

Dikritik Pemasukan Kereta Cepat Whoosh Tidak Nutup Bayar Utang, Netizen: Fix Ditarik Leasing

Namun di balik kasus ini, fakta lain dibeberkan oleh Ketua RT 01 RW 01, Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat bernama Bramanti, di lokasi tempat nenek Mardiyah tinggal. 

Menurut dia, nenek Mardiyah yang cucunya dijadikan jaminan untuk meminjam uang, memiliki banyak kasus pinjaman. Bahkan, korbannya sudah 16 orang. Dua di antaranya yakni Nurhalimah dan Marhanilah. 

Dapat Restu Perbankan, Waskita Karya Pede Restrukturisasi Keuangan Efektif di Semester I-2024

“Semua korbannya ada 16 orang yang 4 orang 120 juta, itu yang lapor dan nyariin keluarga nenek Mardiyah itu cuma dua ibu haji dan ibu-ibu satu lagi itu (Nurhalimah dan Marhanilah),” katanya.

Braman mengatakan, banyak laporan kepadanya bahwa keluarga itu meminjam uang yang jika ditotalkan nominalnya seratusan juta. 

Utang Luar Negeri RI Kuartal I-2024 Turun Jadi US$403,9 Miliar, Investor Tarik Dana di SBN

Selain nenek Mardiyah, keluarga yang kerap meminjam uang adalah Supi Marwansyah dan adik perempuan nenek Mardiyah. Untuk meminjam uang, adik dari nenek Mardiyah atau ibu dari Supi mengiming-imingi akan segera mengganti dengan alasan akan segera mencairkan dana dari pensiun suaminya senilai Rp800 juta. Alasan lain yaitu menunggu rumahnya di Jakarta terjual seharga nominal yang sama.

“Teman saya juga cari sangkutan uang juga hampir 15 juta, si ibu adiknya Mardiyah itu bilang mau cairkan dana 800 juta. Saat meminjam uang adiknya nenek Mardiyah ini bilang punya dana cair 800 juta dan meminta uang ke ibu haji ini dikasih iming-imingnya bakal ada uang, tapi sampai sekarang tidak ada,” katanya.

Brahman mengatakan, nenek Mardiyah sudah tinggal di rumah kontrakan kurang lebih sejak bulan Juni hingga Agustus. 

“Masalah kasus yang ramai di ibu Mardiyah di sini tinggal berempat dan untuk kasusnya ini menurut keterangan masyarakat kasusnya kepada orang tuanya Supi atau adiknya nenek Mardiyah,” katanya.

Dalam laporan polisi, nenek Mardiyah meminta bantuan PBH Peradi melaporkan kasus penculikan karena cucunya dibawa oleh dua orang yang meminjamkan uang,  Nurhalimah dan Marhanilah. Namun, menurut Brahman, dua orang itu merupakan korban dari keluarga nenek Mardiyah. 

Pelakunya diduga adalah Supi Marwansyah dan kedua orang tuanya Yanto dan ibu Supi yang belum diketahui namanya. Nenek Mardiyah sendiri, kata Brahman, adalah kakak dari ibu Supi. Bahkan dalam sehari-hari perilaku keluarga nenek Mardiyah kerap meminjam uang ke warga sekitar.

“Jadi ini menurut warga keluarga nenek Mardiyah seperti sindikat setelah dari si ibu itu. Orang tuanya Supi ke depan yang ngontrak juga banyak sering pinjam, saya (duga) mungkin sindikat pinjam uang,” katanya.

Brahman mengungkapkan, dari informasi pengakuan nenek Mardiyah kepada pengacaranya, meminjam uang kepada N dan M untuk biaya berobat anaknya.

“Jadi adik nenek Mardiyah atas nama yang sakit itu meminjam lagi ke bu haji itu untuk biaya selamatan yang meninggal, ternyata anaknya memang belum meninggal tetapi benar sakit. Itu ibu haji sampai bilang kok tega-teganya Ibu Mardiyah bilang anaknya belum meninggal dibilang sudah meninggal untuk pinjam uang,” kata Brahman.

Mengenai kabar perjanjian jaminan anak-anak yang tak lain cucu nenek Mardiyah, menurut Brahman, cucu nenek Mardiyah itu memiliki kedekatan dengan orang yang meminjamkan uang Nurhalimah dan Marhanilah.

“Untuk kasus penculikan oleh rentenir kayaknya saya kurang percaya karena anak-anaknya itu dekat dengan ibu haji yang disangka rentenir itu. Jadi dia itu sebenarnya, anak-anak sama ibu haji itu memang hubungannya baik tidak ada masalah dan dirawat dengan baik sering diajak jalan bahkan sering peluk-pelukan," ujarnya.

Dia menambahkan, "Hubungan bu haji dan anak-anak cucunya nenek Mardiyah ini hubungannya baik sudah dekat. Yang saya lihat, cium-ciuman segala kalau ketemu, saya melihat dari kedua anaknya juga baik hubungannya. Anak-anaknya itu sayang banget sama ibu haji ini makanya saya kaget itu bukan disandera, ibu itu bukan rentenir tapi korban dari keluarga nenek Mardiyah."
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya