PAM Jaya Akan Ambil Alih Pelayanan Air Minum Jakarta pada 2023

Kantor PAM Jaya, Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Syaefullah

VIVA – Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya segera mengambil alih operasional dan pelayanan air minum di Ibu Kota pada tahun 2023.

Pemprov DKI Siapkan 5 Juta Blanko e-KTP untuk Pemilih Pemula di Pilkada 2024

Pengambilalihan operasional dan pelayanan tersebut tidak lepas dari berakhirnya kontrak kerja sama antara PAM Jaya dan Aetra pada 1 Februari 2023. Kesepakatan itu ada dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 6 Juni 1997. 

"Mudah-mudahan teman-teman PAM Jaya bisa menuntaskan ini, targetnya 2030, 100 persen pelayanan di Jakarta, seluruh masyarakat di Jakarta sudah bisa dilayani oleh PAM Jaya," ujar Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali kepada wartawan, Senin, 31 Januari 2022.

Golkar Tetap Optimis Meski Elektabilitas Ahmed Zaki Masih Rendah di Bursa Cagub DKI

Anies Baswedan melantik Marullah Matali sebagai Sekretaris Daerah Provinsi DKI.

Photo :
  • VIVA/ Anwar Sadat.

Menurut dia, sampai saat ini PAM Jaya baru bisa menjangkau 66 persen warga Ibu Kota memakai air perpipaan. Masih ada sekitar 34 persen lagi warga yang belum memakai layanan ini.

40 Ribu NIK KTP Warga Jakarta yang Sudah Meninggal Dinonaktifkan

"Kemudian yang tergelar sekarang sudah berapa ribu, kalau tidak salah ada 12 ribu kilometer (KM) jaringan pipa yang sudah digelar dan masih butuh lebih dari 4 ribu kilometer lagi yang perlu digelar di Jakarta untuk berikan pelayanan air bersih kepada warga dan masyarakat. Saat ini baru bisa menghasilkan 21 ribu liter per detik. Kita masih butuh sekitar 11 ribu lagi," katanya.  

Menurutnya, target 100 persen tersebut tidak sekadar agar seluruh masyarakat Jakarta bisa dapat akses air perpipaan. Hal ini pun akan membantu menyelamatkan warga Ibu Kota. Sebab, menurutnya, saat ini Jakarta mulai mengalami penurunan permukaan tanah yang cukup signifikan akibat penggunaan air tanah. Sementara itu, Jakarta letaknya ada di pesisir dan penggunaan air tanah di Jakarta merupakan hal yang sangat rawan.

"Oleh karena itu, kalau tidak buru-buru kita melakukan penyelamatan ini, boleh jadi beberapa tahun ke depan Jakarta sudah sangat rendah posisinya dari permukaan laut. Dan ini sangat membahayakan dan mengkhawatirkan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya