Perampok Toko Emas: Buat Lebaran, Bukan Teror

Polda Gelar Bukti Perampokan Toko Emas
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Perampok 8,5 kilogram emas dari toko emas di Pasar Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, mengungkapkan motif aksinya. Mereka mengaku merampok sekadar untuk mempersiapkan Lebaran, bukan untuk mendanai aksi teror.

"Kami melakukan ini karena faktor ekonomi. Uang hasil ini kami gunakan untuk biaya keseharian," kata Aprijal, salah satu pelaku ketika ditanya wartawan, Rabu, 25 Agustus 2010. "Khususnya menjelang bulan Ramadan dan Lebaran." Dia membantah anggapan hasil rampokan akan digunakan untuk membiayai kawanan teroris. 

"Nggak ada, karena uang hasil dari penjualan emas langsung kita bagi-bagi untuk hidup sehari-hari," katanya.

Doa Ibunda untuk Ernando Ari dan Indonesia U-23

Menurut Aprijal, perampokan itu mereka rencanakan sebelum bulan puasa tiba. Karena, biasanya pengamanan menjelang bulan Ramadan menjadi agak longgar.

Seluruh anggota komplotan, masih menurut pengakuan Aprijal, mendapat pembagian Rp50 juta sama rata, kecuali salah satu pelaku lain, yakni Katono, yang hanya mendapatkan Rp4,5 juta. Itu karena Katono hanya bertugas sebagai sopir ketika mereka melakukan survei lokasi sehari sebelum perampokan.

Setelah merampok, mereka langsung berpencar dan berkumpul kembali di Taman Cijantung, Jakarta Timur.

"Kami langsung mengumpulkan hasil rampokan untuk segera dijual," tuturnya. Hasil rampokan diserahkan ke Junaedi untuk dijual ke penadah.

Adapun senjata yang mereka gunakan, disiapkan oleh salah satu pelaku bernama IP yang saat ini masih diburu polisi. "Saya hanya disuruh pegang, karena senjata itu milik teman," ujar Aprijal.

Main Series Bareng Nicholas Saputra, Lee Sang Heon Jadi Bisa Masak Orek Tempe

Dia mengaku sempat menembakkan senjata ke udara sebanyak dua kali saat akan melarikan diri.

Sementara itu, Junaedi, salah satu perantara penjual emas yang juga berhasil ditangkap polisi, menjelaskan dia hanya menerima emas seberat 5,6 kg untuk dijual. Emas tersebut dia jual kepada seorang penadah  bernama Darman seharga Rp704 juta.

Setelah dijual ke Darman, emas itu kemudian dilego ke penadah lain bernama Hendrik. Berapa nilai jualnya, Junaedi mengaku tak tahu. "Uang itu yang dibagi-bagi. Setelah dibagi-bagi kita semua langsung berpencar," katanya.

Menurut Junaedi, dia sudah empat kali menjual emas dari Aprijal yang diduga adalah hasil perampokan. Biasanya, emas tersebut dijual ke penadah dengan cara dihitung per kilo. 

Kawanan ini berjumlah 11 orang. Salah satunya bernama Krisna, ditembak di Ambarawa, Jawa Tengah, setelah mencoba melarikan diri. Dari hasil pemeriksaan terungkap mereka telah enam kali merampok, yaitu di Bekasi, Tangerang, Depok, Manaheran, Cibitung, dan Bogor.

Tujuh pelaku masih dikejar aparat. Dari mereka yang ditangkap, polisi menyita tujuh pucuk senjata api jenis revolver dan FN yang sebagian merupakan senjata rakitan. (kd)

Booth Suzuki di IIMS 2024

Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini

PT Suzuki Indomobil Sales mengumumkan ada kenaikan penjualan 14 persen, di kuartal pertama 2024 dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024