Flyover Casablanca Naikkan Rasio Jalan 10%

Kemacetan di Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Pembangunan jalan layang masih menjadi solusi utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan ibukota. Ini masuk dalam bagian Pola Transportasi Makro 2015 Jakarta.

Selain itu, proyek ini ditargetkan untuk pencapaian road ratio atau rasio perbandingan luas jalan dengan luas kota Jakarta yang ideal sebesar 10 persen.

Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Novizal mengatakan, rasio jalan di Jakarta masih di bawah 10 persen yaitu 6,2 persen. Sementara di kota-kota besar di luar negeri seperti Singapura sudah mencapai 10 persen, bahkan di New York sebesar 24 persen.

“Kita masih tertinggal. Meski bukan satu-satunya cara untuk mengurai kemacetan, tapi paling tidak untuk menambah aksesibilitas,” ujar Novizal di Jakarta, Selasa, 18 Januari 2011.

Luas jalan di Jakarta yakni 41,29 juta meter persegi berbanding luas kotanya yang sekitar 650 kilometer persegi. Sebanyak 8,6 juta unit sepeda motor selama 2010 memadati Jakarta, belum termasuk dengan jumlah kendaraan roda empat dan angkutan berat lainnya.

Dikatakan Novizal, proyek pembangunan jalan layang pada dua tahun mendatang akan terfokus pada jalan layang non-tol Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang. Sedangkan, proyek lainnya masih sekedar wacana dan belum ada pengkajian khusus.

Gagasan pembangunan dua jalan layang tersebut muncul pada 2008 atas gagasan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Saat itu, ada empat ruas jalan yang dikaji, dan hasilnya ruas yang memungkinkan dibangun adalah Antasari-Blok M dan Kampung Melayu-Tanah Abang.

“Sementara, yang dua yaitu Tendean-Ciledug dan Pasar Minggu-Manggarai ditunda karena menunggu dana,” paparnya.

Kebutuhan pembangunan dua jalan layang tersebut sangat mendesak karena Jalan Antasari akan menjadi rute alternatif kendaraan pada saat proyek Mass Rapid Transit berlangsung pada 2012-2016. 

“Kalau terlambat dibangun, jalan Fatmawati yang menjadi jalur MRT bisa terganggu, nanti orang mau lewat mana?” ucapnya.

Pembangunan jalan layang di kawasan Casablanca, akan dimulai dari Jalan KH Mas Mansyur hingga ke Pemakaman Menteng Pulo. Jalan layang ini akan membentang sepanjang tiga kilometer. Sedangkan di Antasari akan dimulai dari kawasan Mabes Polri dan melintasi Jalan Iskandar Syah, turun di Cipete sepanjang empat kilometer.

Pembangunan ditargetkan selesai selama 630 hari atau 1 tahun 7,5 bulan dengan masa perawatan selama 180 hari. Untuk jalan layang Casablanca hingga Jalan Dr Satrio akan dibuat sumur resapan agar air dapat jatuh ke tanah dan tidak langsung masuk ke saluran. Sumur resapan memuat air pada hujan lebat hingga 2 jam, lebih dari itu air akan masuk langsung ke saluran.

Dua jalan layang ini dinilai penting dibangun karena diyakini akan menurunkan traffic time dan mengurangi kemacetan di dua kawasan ini. Pembangunan akan menggunakan dana multiyears dari APBD 2010-2012, yang jumlahnya sekitar Rp2 triliun.  (umi)

Rupiah Lesu ke Rp 16.128 per Dolar AS
OTT KPK Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba

Kantor ESDM dan PTSP Maluku Utara Digeledah KPK soal Kasus Abdul Gani Kasuba

Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penggeledahan pada dua tempat di wilayah Maluku Utara terkait kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) Abdul Gani Kasuba, hari ini

img_title
VIVA.co.id
14 Mei 2024