- twitter@KBR68H
VIVAnews -- Sebuah paket mencurigakan menggegerkan warga Condet. Bungkusan itu diletakkan oleh penerimanya, Ibu Peranginangindi perempatan Jalan Condet Batu Ampar II, persisnya di lokasi Gardu, Condet Balaikambang, RT 08 RW 03. Ia menduga isinya bom. Tim Gegana pun lalu datang dan meledakkan paket tersebut.
Namun, alih-alih bahan peledak, paket itu ternyata berisi sepatu bermerek Tremor yang lumayan harganya. Mengapa Gegana memutuskan untuk meledakkan paket itu?
"Tim Gegana meledakkan paket itu sesuai protap, mengingat dalam paket itu terdapat unsur logam," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, Jumat 19 Maret 2011.
Terpaksa, tambah dia, paket itu diledakkan, meski belakangan dipastikan tak ada unsur bom. "Kami ledakkan sesuai protap agar terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tambah dia.
Baharudin memuji langkah warga yang antisipatif. Kata dia, apa yang dilakukan warga sudah cukup efisien. "Karena berdasarkan imbauan, kalau menerima paket mencurigakan langsung lapor ke polisi, ini sangat efektif untuk antisipasi ancaman teror," dia menambahkan.
Apakah maraknya peredaran paket mencurigakan karena polisi kurang sigap, Baharudin membantah. "Kami terus berusaha mendeteksi segala ancaman, namun kami tak tahu kalau pelaku teror itu memasang target-target yang belum kami ketahui," kata dia. "Makanya kami perlu peran serta dari masyarakat. Tidak bisa polisi bekerja sendirian."
Akibat peristiwa 'bom' sepatu ini, masyarakat Condet sempat geger. Ada beberapa warga yang ketakutan dan tak berani ke luar rumah.
Sebelumnya, empat buah paket buku yang ternyata berisi bom dikirimkan ke empat alamat, yakni aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla di Utan Kayu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Gorries Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Suryasumarno, dan musisi Ahmad Dhani. Dari empat bom itu, satu meledak di Utan Kayu sebelum tim Gegana datang dan melukai tiga orang.(np)