- scarefx.blogspot.com
VIVAnews - Redaksi Kompas.com membantah telah melaporkan pengirim peti mati ke kepolisian. Media berita online terkemuka ini, sejauh ini tidak mengambil tindakan hukum apa pun.
"Saya tidak tahu itu informasi dari mana, karena Kompas.com memang tidak melaporkan ke polisi. Sikap kami dari awal tidak mengambil tindakan hukum. Klaim ini dari mana saya tidak tahu," kata Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com, Wisnubrata, kepada VIVAnews.com, Selasa, 7 Juni 2011.
Kabar bahwa Kompas.com bersama harian The Jakarta Post melaporkan pengirim peti mati ke polisi diungkapkan oleh Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, Senin kemarin. "Kami terima laporan karena pengiriman ini," ujarnya.
Atas laporan itu, polisi kemudian memeriksa Sumardy, CEO Buzz & Co, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengirim peti mati ke sejumlah media dan perusahaan lainnya.
Dikonfirmasi soal ini, Kapolsek Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Johansen Simamora menyatakan pihak Kompas.com telah melaporkan kasus ini secara resmi ke polisi. "Laporan resmi dibuat oleh pihak sekuriti Kompas.com dan PT Orang Tua. Kalau The Jakarta Post belum, kemungkinan hari ini," kata Johansen kepada VIVAnews.com.
Dalam kasus ini tak hanya Sumardy yang diperiksa. Stafnya dan empat kurir pengirim peti mati juga ikut dimintai keterangan di Polsek Metro Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sumardy mengaku mengirim paket peti mati untuk keperluan promosi berkait peluncuran buku 'Rest in Peace Advertising'. Pada paket itu ada bunga dan secarik kertas bertuliskan www.restinpeacesoon.com plus kode akses untuk login ke situs web yang akan diluncurkan. (kd)
Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR
Bagi karyawan yang bekerja di Jakarta dengan rata-rata gaji UMR, atau upah minimum regional sebesar Rp5 jutaan, ada beberapa mobil baru yang bisa dibeli dengan kredit....
