- VIVAnews/Sandy Alam Mahaputra
VIVAnews - Sardiyah, ibunda Fahrudin, korban tewas akibat kecelakaan gondola di Menara Batavia hanya bisa menangis histeris saat melihat jenazah anaknya.
Sardiyah datang sendiri ke tempt anaknya yang warga Kampung Maruga RT 06 RW 004, Kelurahan Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, bekerja.
"Tadi saat dihubungi oleh polisi, rumah kosong, hanya ada saya, karena istrinya sedang bekerja," kata ibu korban, Sardiyah sambil menangis saat berbincang dengan VIVAnews.com, Rabu 26 Oktober 2011.
Sardiyah tak kuasa menahan beban tubuhnya ketika melihat langsung anaknya tewas mengenaskan, hingga dia harus dipapah oleh dua petugas kepolisian menuju mobil ambulans Dinas Pemakaman DKI.
Sardiyah mengatakan, putranya itu telah dikaruniai dua orang anak. Istri korban yang bekerja sebagai sales promotion girl (SPG) akan dikabarkan saat korban dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk divisum.
Saat melihat kondisi korban yang telah dibungkus plastik mayat berwarna orange, Sardiyah menangis histeris. Di dalam ambulans, Sardiyah terus memegangi tangan korban sambil menangisinya.
Sementara itu, teman korban yang ada di tempat kejadian perkara, Kadarman mengatakan, saat peristiwa itu terjadi Fahrudin menggunakan pelindung kepala dan perlengkapan kerja.
"Dia pakai helm dan tali pengaman (tali sling), tapi mungkin tak kuat. Saat dia jatuh helmnya masih terpasang," kata dia dengan wajah yang masih pucat.
Kepala SPK Polres Jakarta Pusat, Komisaris Polisi Aslan mengatakan, dugaan sementara yang diperoleh dari olah TKP saat kejadian tali pengaman putus.
"Rencananya mau pindah gondola yang sebelah, tapi pekerja belum selesai. Tali pengaman warna biru putus dan korban terjatuh dari lantai 33 ke lantai 29, membentur tembok dan jatuh ke lantai. Sehingga patah tulang," ungkapnya.
Kaki kiri Fahrudin patah, tangan kanan patah, kepala di pelipis kiri pecah, hidung dan kuping mengeluarkan darah. (umi)