Jebakan Pungli Polantas, Warga Harap Lapor

Polisi Lalu Lintas.
Sumber :
  • Vivanews/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Indonesia Police Watch (IPW), mencatat sedikitnya ada 40 titik lokasi yang menjadi sasaran jebakan oleh oknum polisi lalu lintas di Jakarta.

5 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia,Tegal Termasuk?

Penjebakan dilakukan untuk menarik pungutan liar (pungli) dari masyarakat yang frustrasi dengan kemacetan yang semakin parah.

Biasanya para polisi berada di jalur busway, dan tempat yang dilarang untuk dilalui kendaraan. Di saat itulah polisi diduga meminta uang kepada pengendara yang sudah melanggar aturan agar tidak ditilang.

Menanggapi itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, meminta agar masyarakat melapor jika mendapati petugas di lapangan yang meminta pungutan liar.

"Kapolda memerintahkan agar anggota bekerja secara profesional. Jika ditemukan adanya pelanggaran maka akan ditindak tegas," ujar Baharudin, di Jakarta Jumat 28 Oktober 2011.

Dikatakan Baharudin, seharusnya, jika masyarakat yang melanggar ketentuan berlalu lintas sebaiknya ditilang, dan jangan memberi uang kepada polisi.

Hamas Melunak, Setujui Konflik dengan Israel Pakai Solusi Ini

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk mematuhi peraturan lalu lintas. Hal ini agar terhindar dari aksi penjebakan dan pungutan liar oknum Polantas.

Dia menjelaskan penggunaan jalur busway untuk pengendara lain bisa dilakukan jika polisi yang berjaga sudah melihat kemacetan tidak bisa mencair dalam beberapa jam ke depan.

"Kalau ada petugas yang menyuruh masuk jalur itu berarti ada diskresi dari petugas karena sudah memperhitungkan segalanya," tambahnya.

Seperti diketahui, 40 titik penjebakan versi IPW yakni di seluruh jalur busway, flyover dan underpas, seperti Pasar Minggu, Pramuka, Tanah Tinggi, Pesing dan tempat lainnya.

Korea Selatan U-23 Beber Situasi Tak Enak Lawan Indonesia U-23
Rupiah melemah terhadap dolar AS.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Sri Mulyani mengatakan bahwa nasib serupa juga dialami oleh sederetan mata uang dari negara-negara lain, termasuk negara anggota G20.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024